Kabar24.com, JAKARTA--Sedikitnya 49 orang tewas dan lebih dari 20 luka-luka dan kritis setelah pesawat yang mereka tumpangi jatuh saat mendarat di bandar udara Kathmandu, Nepal kemarin sore waktu setempat.
Para saksi mata mengatakan pesawat jatuh dan terbakar saat mencoba mendarat untuk kedua kalinya.
Sejauh ini belum diketahui secara pasti mengapa pesawat jatuh. Akan tetapi penyelidikan dilaporkan difokuskan pada kegagalan komunikasi antara pesawat dan menara kontrol.
Maskapai swasta Bangladesh yang mengoperasikan pesawat, US-Bangla, menuduh kesalahan ada pada petugas di menara kontrol.
"Menara kontrol memberi perintah yang salah. Pilot kami tidak melakukan kesalahan," kata Imran Asif, direktur US-Bangla kepada wartawan sebagaimana dikutip BBC.com, Selasa (13/3).
Dia menyebut pilotnya sangat berpengalaman dan memiliki jam terbangnya lebih dari 5.000 jam.
"Perintah dari menara kontrol tak jelas," katanya. Akan tetapi pengelola bandara menyatakan pesawat mendekati landasan dari arah yang salah.
"Pesawat diberi izin untuk mendarat dari sisi selatan ... tapi pesawat mendarat dari arah utara. Kami tak tahu mengapa sampai terjadi pendaratan yang tak biasa ini," ujar Sanjiv Gautam, direktur jenderal Badan Penerbangan Sipil Nepal.
Sementara itu, manajer bandara, Raj Kumar Chettri mengatakan pesawat menabrak pagar sebelum menyentuh landasan.
"Mestinya pesawat mendekati landasan dari arah yang semestinya," katanya.
Perdana Menteri Nepal, KP Sharma Oli, berjanji bahwa penyelidikan akan dilakukan secara komprehensif.
Pesawat berusia 17 tahun ini tengah melayani rute Dhaka-Kathmandu saat jatuh. Sebagian besar penumpang berkewarganegaraan Bangladesh dan Nepal. Jumlah total penumpang dan awak pesawat 71 orang.