Kabar24.com, JAKARTA - China tidak akan pernah menolerir setiap rencana pemisahan diri Taiwan dan akan terus mengamankan wilayahnya dengan tujuan reunifikasi dengan pulau yang dipandang sebagai bagian dari provinsinya.
PM China Li Keqiang menyatakan hal itu saat membuka sidang Kongres Rakyat Nasional di Beijing sebagaimana dikutip Reuters, Senin (5/3/2018).
Pernyataan keras dari Li Keqiang itu muncul di tengah ketegangan hubungan negara itu dengan Amerika Serikat (AS) terkait. Pasalnya, AS tengah menyiapkan RUU yang akan memungkinkan saling kunjung pejabat Taiwan dan Amerika Serikat tanpa hambatan dari China.
Pada Jumat (2/3/2018), China menyebut Taiwan akan rugi sendiri bila berupaya untuk menggantungkan diri dengan negara asing. Bahkan, China menyatakan siap mengambil risiko perang kalau Taiwan tetap membandel.
Dalam pidatonya, di depan parlemen Li menyatakan China akan mendorong pertumbuhan hubungan yang damai dengan Taiwan. Begitu juga dengan upaya reunifikasi yang damai di antara kedua wilayah yang dibatasi selat tersebut.
“Kami akan tetap tegas soal pengamanan kedaulatan China dan itegritas wilayah kami dan tidak akan pernah menolerir setiap gerakan untuk merdeka dari Tiawan,” ujar Li disambut tepuk tangan dari 3.000 legislator.
Baca Juga
Menurutnya, sebagai sesama suku bangsa China yang hidup di Selat Taiwan, keduanya memiliki hubungan darah. Seiring dengan pasang surut sejarah kedua wilayah, China akan bersama-sama menciptakan masa depan dengan Taiwan, ujar Li.
Sementara itu, berbicara di Taipei, Huang Chung-yen, Juru Bicara Kantor Kepresidenan Taiwan, mengatakan bahwa menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan merupakan tanggung jawab bersama.