Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kampus Diharapkan Banyak Cetak Programmer

Pemerintah memberikan apresiasi kepada perguruan tinggi yang berupaya mencetak banyak programer.

Kabar24.com, DENPASAR—Pemerintah memberikan apresiasi kepada perguruan tinggi yang berupaya mencetak banyak programer.

Direktur Pemberdayaan Industri Informatika, Ditjen Aplikasi Informatika, Kementerian Kominfo Septriana Tangkary memberikan penghargaan atas inisiatif dan komitmen STIMIK Primakara Denpasar mencetak programmer muda dan berkualitas melalui kampus yang berwawasan melahirkan technopreneur itu.

“Kami menyambut baik sinergi STIMIK Primakara dan Kementerian Kominfo dalam menyiapkan technopreneur dan juga mencetak programmer,” katanya, kamis (1/3/2018).

Menurut Septriana pihaknya mendorong mahasiswa STIMIK Primakara semakin banyak yang mendirikan startup teknologi sehingga bisa menggerakan ekonomi digital dan ekonomi kerakyatan khususnya di Bali.

Kata dia kampus ini bisa mencetak calon-calon CEO perusahaan startup dan semakin menguatkan technopreneurship bukan hanya di Bali, tetapi juga di negeri ini.

Ketua Yayasan Primakara I Made Artana mengatakan saat ini startup Indonesia tengah mengalami darurat dan krisis programmer handal. “Startup kita kekurangan programmer dalam jumlah besar. Kita darurat programmer,” katanya.

Menyikapi permasalahan tersebut, STIMIK Primakara –di bawah naungan Yayasan Primakara-- sebagai kampus pertama yang mencanangkan technopreneur berupaya mendorong lahirnya semakin banyak programmer handal.

Salah satu upaya dilakukan dengan menjalin kerjasama dan menggandeng Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dengan menggelar seminar programming bertajuk “Code Your Future” di kampus STIMIK Primakara, Kamis (1/3/).

Seminar ini diharapkan mampu memotivasi para generasi muda khususnya juga mahasiswa IT untuk lebih mendalami belajar programming menyangkut coding sehingga bisa menjadi bekal sebagai programmer handal.

“Programming atau coding ini merupakan keahlian yang sangat mahal. Mencari kerja dengan skill itu juga sangat gampang bahkan diburu oleh perusahaan startup ,” tegasnya.

Kata dia untuk membangun perusahaan startup teknologi dan merancang produk berupa aplikasi digital, paling tidak dibutuhkan tiga bidang yakni programmer atau hacker, huslter dan hipster. Programmer atau hacker bertugas melakukan coding sebagai pondasi awal aplikasi digital.

Sementara itu hipster berperan dalam hal estetika yakni menyajikan dan mempercantik tampilan aplikasi dan merancang user experience yang menarik. Sedangkan hustler berperan layaknya marketing yang bertugas memperkenalkan, memasarkan dan menjual produk serta membangun jejaring.

Artana menganalogikan peran ketiga bidang tersebut seperti tukang masak, pramusaji, dan tenaga sales marketing di sebuah restoran. Ketiga bidang tugas ini harus saling mendukung dan berkolaborasi.

Jadi, lanjutnya, ketika sebuah startup kekurangan atau tidak memiliki programmer handal dan mumpuni, maka produk aplikasi digital yang dihasilkan juga tidak akan optimal diserap pasar.

“Jika hustler dan hipster berlebih tanpa didukung programmer berkualitas maka startup teknologi tidak bisa berjalan. Sama seperti restoran harus ada kerjasama bagus tukang masak, tukang saji dan marketing,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper