Kabar24.com, JAKARTA — Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan gencatan senjata selama lima jam setiap hari guna memberi kesempatan bagi bantuan kemanusiaan di wilayah Ghouta yang tengah didera peperangan.
Perintah itu disampaikan Putin sebagai pengganti resolusi Dewan Keamanan PBB. Resolusi itu meminta gencatan senjata dilakukan selama satu bulan di wilayah tersebut.
Langkah presiden Rusia itu, yang diumumkan oleh Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, menunjukkan peran penting Rusia di Suriah. Hal itu juga menunjukkan kegagalan PBB dalam melaksanakan gencatan senjata.
Lebih dari 500 orang tewas dalam delapan hari penyerangan paling mengerikan dari rezim Bashar al-Assad dan sekutunya dalam tujuh tahun peperangan.
Keputusan Moskow itu menyusul kecaman atas pelangaran gencatan senjata sebagaimana disuarakan oleh Sekjen PBB António Guterres. Dia menyebut siatuasi di sana sudah seperti neraka sebagaimana dikutip theguardian.com, Selasa (27/2/2018).
Shoigu mengatakan gencataan senjata akan dimulai hari ini waktu setempat di pinggiran Dmaskus dan akan berlaku dari pukul 09:00 pagi hinga pukul 14:00 sore setaip hari.
Baca Juga
Rusia, sekutu utama rezim Suriah, juga akan membantu mengarahkan evakuasi bagi warga sipil di wilayah itu, ujarnya.
Keputusan Rusia diambil setelah sedikitnya 29 orang tewas di Ghouta meski PBB telah mengeluarkan resolusi yang meminta gencatan senjata.
Para dokter setempat menyatakan sedikitnya 18 orang luka-luka akibat serangan klorin di Ghouta kemarin malam. Warga setempat mengecam masyarakat internasional yang tidak mampu menghentikan peperangan.