Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Duterte Disebut Calon Diktator Baru Filipina

Setelah 32 tahun berakhirnya pemerintahan diktator di bawah Presiden Ferdinan Marcos, Filipina kini disebut mulai menuju pemerintahan yang sama di bawah dikator Presiden Rodrigo Duterte.
 Presiden Filipina Rodrigo Duterte memegang uang peso Filipina untuk pengungsi Marawi saat berkunjung ke pusat Iligan City National School of Fisheries di Iligan City, Filipina pada tanggal 20 Juni 2017./Reuters
Presiden Filipina Rodrigo Duterte memegang uang peso Filipina untuk pengungsi Marawi saat berkunjung ke pusat Iligan City National School of Fisheries di Iligan City, Filipina pada tanggal 20 Juni 2017./Reuters

Kabar24.com, JAKARTA — Setelah 32 tahun berakhirnya pemerintahan diktator di bawah Presiden Ferdinan Marcos, Filipina kini disebut mulai menuju pemerintahan yang sama di bawah dikator Presiden Rodrigo Duterte.

Pada saat negara itu merayakan revolusi "People Power" 1986, lebih dari seribu orang menggelar aksi demo. Mereka mengecam Duterte yang mereka sebut sebagai calon diktator baru.

"Penting bagi kita untuk melihat bahwa pemerintahan ini tidak belajar dari sejarah yang telah mengubur kediktatoran Marcos," ujar pelaku aksi demo bernama Jason Del Rosario sebagaimana dikurtip Reuters, Senin (26/2/2018).

Jason mengatakan kediktatoran yang sama dengan mendian Presiden Marcos mulai terlihat pada rezim saat ini.

Duterte, yang secara terbuka mengaku mengidolakan Marcos dan punya hubungan keluarga dengan keluarganya, mengabaikan perayaan itu. Seperti tahun sebelumnya dia hanya mengeluarkan jakan agar masyarakat menjaga solidaritas dan persatuan.

Duterte saat ini menghadapi gugatan atas kejahatan kemanuisaan ke Mahkamah Kejahatan Internasional karena dinilai memberlakukan “perang” terhadap perdagangan obat terlarang. Sekitar 20.000 orang pelaku kejahatan narkoba diperkirakan terbunuh oleh polisi dan penembakan liar.

Dia juga mendorong amendemen atas Konstitusi 1987 yang disusun setelah kejatuhan Marcos. Dengan cara itu Duterte akan mengubah sistem pemerintah dari negara kesatuan menjadi pemerintahan federal.

Pekan lalu, Duterte melarang seorang wartawan untuk meliput di Istana dan menyatakan dirinya tersinggung dengan pemberitaan perusahaan media tersebut. Dia juga sering melakukan serangam verbal kepada wartawan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper