Kabar24.com, JAKARTA - Sekjen PBB Antonio Guterres meminta semua pihak yang berperang untuk mematuhi gencatan senjata selama 30 hari di seluruh wilayah Suriah sebagaimana juga dituntut oleh enam negara industri maju pada akhir pekan lalu.
Sejumlah lembaga bantuan di bawah PBB siap untuk menyalurkan bantuan. Mereka juga menyiapkan upaya evakuasi untuk menyelamatkan korban dari reruntuhan bangunan di wilayah timur Ghouta.
Di wilayah Damaskus itu sedikitnya 400.000 orang kehilangan tempat tinggal dan terus bersiaga atas kemungkinan terburuk, kata Guterres sebagaimana dikutip Reuters, Senin (26/2/2018).
“Ghouta Timur tidak bisa menanti lagi, sudah saatnya menghentikan kobaran api neraka,” ujar Guterres kepada Dewan HAM PBB. Dewan tersebut memulai sidang tahunan selama empat pekan di Jenewa.
Kepala urusan HAM PBB Zeid Ra‘ad al-Hussein mengatakan serangan udara atas Ghouta terus berlanjut hingga pagi ini.
Dewan Keamanan PBB sebelumnya secara bulat menyetujui sebuah resolusi menuntut gencatan senjata selama 30 hari di Suriah untuk memungkinkan pengiriman bantuan dan evakuasi medis.
Baca Juga
Namun, sejumlah kalangan mempertanyakan dampak resolusi tersebut karena beberapa kelompok pemberontak jihadis yang besar dan yang berafiliasi dengan mereka tidak tercakup dalam gencatan senjata.
Sejumlah aktivis mengatakan serangan udara tersebut terus berlanjut setelah pemungutan suara di New York. Buktinya daerah kantong pemberontak Ghouta Timur di dekat Damaskus telah dibombardir oleh pasukan pemerintah selama seminggu terakhir.
Rusia, yang merupakan sekutu pemerintah Suriah, ingin perubahan, sementara para diplomat Negara-negara Barat menuduh Moskow berupaya mengulur waktu.
Sejak Minggu lalu sekitar 500 orang diperkirakan tewas akibat serangan udara dilakukan pasukan pemerintah di daerah kantong, dan 16 orang tewas ketika kelompok pemberontak melakukan serangan di Damaskus.