Kabar24.com, JAKARTA - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengatakan prihatin atas kasus penyiraman yang menimpa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan.
Dia merasa curiga atas kasus Novel yang belum terungkap hingga saat ini.
“Sampai saya merasa curiga, menimbulkan kesimpulan ini luar biasa canggihnya,” kata Din di kantor Majelis Ulama Indonesia pada Rabu (21/2/2018).
Din mengatakan pelaku penyiraman tersebut begitu luar biasa, karena hingga saat ini belum tertangkap. Din pun mencurigai adanya rekayasa dalam kasus tersebut.
“Ini menjadi tantangan bagi Polri yang harus diselesaikan,” ujarnya.
Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI Komisaris Jenderal Ari Dono Sukmanto menuturkan masih terus melakukan penyelidikan.
Baca Juga
“Bukan berarti belum terungkap, terus diam. Satgas terus melakukan upaya mencari bukti-bukti,” kata dia.
Akibat penyiraman air keras yang dialaminya, Novel Baswedan harus menjalani pengobatan di Singapura sejak 12 April 2018. Pada Senin pekan lalu, ia telah menjalani operasi tambahan untuk mata kirinya.
Operasi yang melibatkan dokter ahli dari Singapura dan Inggris tersebut berjalan baik dan jaringan mata Novel diharapkan dapat berkembang dengan baik usai dioperasi. Dia direncanakan akan kembali ke Jakarta pada Kamis, 22 Februari 2018.
Novel Baswedan menjadi korban penyiraman air keras saat pulang seusai salat subuh di masjid dekat rumahnya, Selasa pagi, 11 April 2017. Meski telah berlalu lebih dari 10 bulan, dua pelaku yang diduga melakukan penyerangan belum tertangkap.