Kabar24.com, JAKARTA - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menyebut ada dua motor pertumbuhan ekonomi desa yakni pengembangan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) dan pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bisa memacu pertumbuhan ekonomi di desa.
"Ada dua motor penggerak untuk pertumbuhan ekonomi di desa dengan program dana desa, yakni Prukades dan BUMDes," kata Eko Putro Sandjojo Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) dalam keterangan resmi, Jumat (9/2/2018).
Dijelaskan pengembangan Prukades dapat meningkatkan perekonomian desa karena melibatkan sejumlah kementerian dan lembaga, dunia usaha, dan perbankan dalam mengembangkan segala potensi yang ada di desanya masing-masing. Untuk itu setiap desa harus fokus pada produk unggulan sehingga memiliki skala produksi guna menggandeng para investor.
"Kami minta kepada kepala daerah untuk menentukan produk unggulannya dan nanti kita akan pertemukan dengan kementerian terkait dan dunia usaha bisa masuk ke desa, sehingga dengan pengembangan Prukades ini bisa meningkatkan pendapatan dan perekonomian di desa termasuk masyarakatnya," ujar Eko.
Eko melanjutkan penggerak lainnya ialah melalui BUMDes yang mendapatkan respon positif dari banyak desa karena keuntungan dari hasil BUMDes akan menambah pendapatan desa sehingga perekonomian di desa menjadi tumbuh pesat.
"BUMDesnya ini keuntungannya milik desa. Nanti keuntungan tersebut akan dikembalikan ke desa yang akan dimanfaatkan untuk program yang berguna bagi masyarakat seperti ada program yang orang tuanya tidak mampu akan dibiayai oleh desa, sekolah dibiayai oleh desa, hingga pemberian air minum gratis ke masyarakat yang tidak mampu," ujarnya.
Baca Juga
Eko mengklaim dalam waktu satu setengah tahun telah mengalami peningkatan dalam hal pembentukannya. Dari 2.000 BUMDes menjadi sekitar 22.000 BUMDes di seluruh Indonesia. Dari jumlah itu terdapat 5.000 BUMDes yang telah mengantongi keuntungan di atas Rp10 juta hingga Rp15 miliar.
“Seperti BUMDes di Desa Ponggok yang meraup keuntungan Rp 15 miliar. Sama halnya di Bali yang BUMDesnya mengelola desa wisata. Keuntungannya juga Rp 15 miliar. Selain itu di Jambi yang BUMDesnya mengelola sampah saja meraup keuntungan Rp 3 miliar," tambahnya.