Kabar24.com, SEMARANG - PT Pertamina MOR IV terus memacu pertumbuhan penjualan bright gas. Hal itu untuk mengantisipasi, sebab saat ini gas melon terus mengalami kelangkaan pada sejumlah tempat
Pejabat Sementara Unit Manager Communication and CSR Pertamina MOR IV Muslim Dharmawan menuturkan, Bright Gas dalam perkembangannya bukan sebagai pengganti dari produk tabung gas melon, namun memberikan opsi lain kepada masyarakat untuk membeli gas.
"Kami tidak berkeinginan mengganti gas 3 kilogram yang dikenal dengan gas melon dengan Bright Gas. Sebab menurut kami, produk tersebut sebagai upaya kami memberikan banyak pilihan kepada masyarakat," ujarnya pada Kamis (11/1/2018)
Muslim menambahkan, jika Bright Gas sama seperti halnya Pertalite. Menurutnya, dengan harga hanya Rp60.000 hibgga Rp70.000. Sementara untuk refill tabung dapat dijangkau masyarakat kelas menengah dibandingkan tabung 12 kilogram.
"Harga beli tabung baru untuk Bright Gas sekarang seharga Rp335.000. Dari segi keamanan, tabung Bright Gas memiliki keamanan lebih dibandingkan tabung gas 3 kilogram dan 12 kilogram karena terdapat Double Spindle Valve System (DSVS)," tambahnya.
Muslim menjelaskan, Pertamina memberikan beberapa metode agar masyarakat golongan menengah keatas serta pelaku industri kuliner agar beralih ke penggunaan Bright Gas.
Baca Juga
"Pertamina telah melakukan banyak sosialisasi satu diantaranya launching Bright Gas. Jika di Semarang yakni di satu kampung di daerah Kranggan Dalam yang banyak masyarakatnya memproduksi lumpia, telah kami sulap seluruhnya menggunakan Bright Gas.
Ternyata menurut mereka lebih irit, dan jika dihitung pengeluaran dan pendapatan lebih irit memakai Bright Gas dibandingkan gas melon," jelasnya.
Lebih lanjut muslim mengatakan tahun 2018, penjualan Bright Gas mengalami kenaikan yang signifikan. Pihaknya berharap, agar masyarakat kelas menengah beralih menggunakan Bright Gas.
"Kami targetkan penjualan Bright Gas pada tahun 2018 ini naik mencapai 50 hingga 60%. Jika banyak masyarakat kelas menengah beralih ke Bright Gas, Kami berharap penggunaan gas melon tepat sasaran dan mampu berkurang mencapai 40 hingga 50%," pungkasnya.