Kabar24.com, CIUDAD GUAYANA - Venezuela sedang dilanda rusuh parah yang diwarnai penjarahan dan unjuk rasa.
Hari kedua penjarahan dan unjuk rasa melanda Ciudad Guayana di Venezuela tenggara, Selasa. Kerusuhan berkembang di kota industri itu, yang dilanda kekurangan makanan dan wabah malaria.
Sedikinya lima toko makanan dijarah dalam semalam. Sumber di kepolisian mengatakan sekitar 20 orang ditangkap. Warga Venezuela yang marah juga menutup tiga jalan utama untuk menuntut obat antimalaria, makanan, gas untuk memasak dan suku cadang untuk truk.
Keresahan di negara Amerika Selatan anggota OPEC itu terjadi dalam beberapa minggu belakangan setelah memasuki tahun keempat resesi menyakitkan dan inflasi tertinggi di dunia, yang menyebabkan jutaan orang tidak cukup makan.
Erika Garcia dengan penuh air mata menceritakan bagaimana penjarah menyerang toko makanan dan rumahnya hanya 10 menit setelah tentara Garda Nasional, yang telah berpatroli di daerah tersebut, menarik diri pada Senin malam.
Mereka merampas semua, merusak pipa air, mengambil toilet, jendela, pagar, pintu, tempat tidur, semuanya. Mereka tidak membunuh kami karena kami lari, tapi mereka memang memukul kami," kata Garcia, 38, yang berencana tidur di rumah kerabatnya pada Selasa malam.
Baca Juga
Dia mengatakan tidak mungkin bisa membuka kembali tokonya.
Penjarahan semalam menyusul setidak-tidaknya empat penjarahan serupa pada Senin dinihari.
Sekitar 10 toko minuman keras juga dijarah pada hari Natal di negara bagian tenggara Bolivar, menurut kepala kantor perdagangan lokal Florenzo Schettino.
Kritikus menyalahkan Presiden Nicolas Maduro dan keputusan Partai Sosialis atas kekacauan ekonomi Venezuela, dengan mengatakan bahwa mereka terus-menerus menerapkan kebijakan statistika yang gagal terlalu lama dan menutup mata terhadap korupsi dan penderitaan yang merajalela.
Pemerintah mengatakan bahwa situasi ini adalah korban dari "perang ekonomi" oleh lawan-lawan politik dan kekuatan asing sayap kanan, yang bermaksud menjatuhkan Maduro dalam sebuah kudeta. Kementerian Informasi tidak menanggapi permintaan komentar tentang penjarahan tersebut pada Selasa.
Gelombang penjarahan telah membuat banyak orang ketakutan di Ciudad Guyana, yang menyebabkan lebih banyak orang untuk tinggal di dalam rumah sampai larut malam dan mencegah sejumlah toko buka.
Pekerja metal Alvaro Becerra tinggal di dekat sebuah toko yang dijarah semalam.
"Kami menjalani malam penuh teror," kata Becerra, 52. Ia mengatakan mendengar suara tembakan dan melihat orang membawa keranjang pendingin penuh makanan.
"Pada hari ini, semua toko tutup. Tidak ada tempat untuk membeli sesuatu. Yang tetap buka hanya yang menjual sayuran," kata dia, demikian dikutip Antara dari Reuters, Rabu (10/1/2018).