Bisnis.com, JAKARTA - Tekanan inflasi memangkas penjualan para peritel Inggris pada kuartal IV/2017, menjadikannya angka terendah di luar produk makanan sejak 2009.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (9/1/2018), British Retail Consortium (BRC) menyatakan pengeluaran konsumen pada tiga bulan terakhir 2017 hanya naik 1,1%. Secara keseluruhan, pertumbuhan ritel Inggris sepanjang tahun lalu hanya tumbuh 1,7%.
Pada November 2017, inflasi Inggris tercatat sebesar 3,1% atau naik ke posisi tertinggi sejak nyaris 6 tahun terakhir. Penyebab utamanya adalah kejatuhan poundsterling setelah voting Brexit pada Juni 2016 dan besarnya tekanan yang dialami oleh perusahaan konsumer di negara itu.
"Pertumbuhan pengeluaran konsumen sejalan dengan angka rata-rata sepanjang tahun. Tetapi, perbedaan kenaikan penjualan produk makanan dan non makanan sangat besar," ujar Kepala BRC Helen Dickinson.
Penjualan non makanan turun 1,4% year-on-year (yoy) pada kuartal IV/2017. Penurunan ini menjadi yang terbesar sejak Maret 2009.
Sementara itu, penjualan makanan tumbuh 4,2% atau menjadi kenaikan tertinggi sejak Juni 2017.
BRC mengungkapkan cuaca yang lebih dingin dari biasanya membantu mendorong penjualan pakaian yang lebih baik pada Desember 2017 dibandingkan para periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, penjualan perhiasan dan mainan menunjukkan penurunan.