Bisnis.com, Semarang - Partai Persatuan Pembangunan mencium gelagat sentimen SARA (suku, agama, ras, dan antar-golongan) yang mewarnai kampanye Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 mulai ditransfer dalam Pemilihan Kepala Daerah Jawa Tengah 2018.
Ketua PPP Jawa Tengah, Masyruhan Syamsuri, menyatakan apabila kampanye tersebut tidak segera dihentikan, sentimen SARA suatu saat bakal meledak di Jateng.
"Kita melihat ada upaya menjadikan Jawa Tengah seperti Jakarta. SARA bisa meledak di Jateng karena warganya mudah marah. Tersulut SARA sedikit, warga desa yang jujur , bakal mempertaruhkan jiwa dan raga," kata Masyruhan Sabtu (6/1/2018).
Padahal, kata Masyruhan, kampanye SARA berdampak pada terbelahnya masyarakat Jateng. "Merajutnya kembali persatuan masyarakat Jateng setelah Pemilihan Kepala Daerah akan lama," ujar Masyruhan menegaskan.
Namun, Masyruhan tidak menjelaskan detail para pemain kampanye SARA dalam Pilkada Jateng. Masyruhan mengatakan, sentimen SARA bakal terus bergulir hingga Pemilihan Presiden 2019. "Pilkada ini sasaran antara (menuju) Pilpres," ungkap Masyruhan.
Demi mengantisipasi sentimen SARA bergulir menjadi bola liar, Masyruhan menilai sebagai partai pemenang, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan harus mengusung calon Wakil Gubernur Jateng dari kalangan santri.
Baca Juga
Sebab, santri identik sebagai warga Nahdlatul Ulama yang merupakan organisasi massa terbesar di Nusantara. "Ketua Umum kami selalu memberi masukan PDI-Perjuangan ambil wakil (Gubernur) dari kalangan santri," tegas Masyruhan.
Dalam sistem politik nasional, keterwakilan kaum santri berada di Partai Kebangkitan Bangsa dan PPP. Atas fakta ini, kata Masyruhan, tidak bakal ambil pusing apabila PDI-Perjuangan mengusung calon wakil gubernur dari kalangan santri yang bukan kader PPP.
"Pikiran besar kita yang penting tidak terjadi SARA di Jateng. Tidak mengambil wakil dari PPP tidak apa-apa. Kita tetap akan dukung. Yang penting santri," terang Masyruhan.
Masyruhan menambahkan Pemerintah Provinsi Jateng juga jangan tinggal diam melihat isu SARA di wilayahnya. Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, diminta Masyruhan juga turut segera membentuk semacam Satgas Anti-SARA. "Polda Jateng sudah mengingatkan bahaya SARA apabila terjadi di Jateng," ujar Masyruhan.