Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ISIS Klaim Bertanggung Jawab Atas Bom Bunuh Diri di Kabul

ISIS mengklaim sebagai pihak yang ada di balik serangan bom bunuh diri di Kabul, Afganistan pada Minggu (25/12/2017). Serangan ini dilakukan sepekan setelah ISIS gagal menyerang fasilitas pelatihan milik badan intelijen nasional Afganistan.
Aparat keamanan Afganistan berjaga-jaga di sekitar badan intelijen nasional di Kabul, Afganistan setelah ada serangan bom bunuh diri, Minggu (25/12)./Reuters-Omar Sobhani
Aparat keamanan Afganistan berjaga-jaga di sekitar badan intelijen nasional di Kabul, Afganistan setelah ada serangan bom bunuh diri, Minggu (25/12)./Reuters-Omar Sobhani

Bisnis.com, JAKARTA - ISIS mengaku bertanggung jawab atas ledakan yang terjadi di Kabul, Afganistan pada Hari Natal.

Seperti dikutip dari Reuters, ISIS mengklaim bom bunuh diri yang terjadi di dekat komplek badan intelijen nasional Afganistan pada Senin (25/12/2017) merupakan tanggung jawab mereka. Hal itu disampaikan melalui kantor berita milik ISIS, Amaq.

Peristiwa itu terjadi sepekan setelah organisasi tersebut mengaku bertanggung jawab atas serangan ke fasilitas pelatihan milik lembaga yang sama, yakni Direktorat Keamanan Nasional. Pada serangan sepekan lalu, sang penyerang lebih dulu terbunuh sebelum meledakkan diri maupun membuat kerusakan berarti.

Adapun serangan hari ini menewaskan lima orang korban dan melukai dua lainnya. Pejabat pemerintah setempat menyatakan para korban merupakan pejalan kaki yang secara kebetulan berada di area tersebut.

Organisasi lokal yang mengafiliasikan diri dengan ISIS pertama kali muncul di selatan Afganistan, dekat perbatasan dengan Pakistan, pada 2015. Pergerakan kelompok tersebut semakin aktif dan telah melakukan beberapa kali serangan bom bunuh diri di Kabul.

Organisasi itu juga berperang melawan militan Taliban dan menjadi target operasi AS, terutama di basis pertahanan terkuatnya yakni di Provinsi Nangarhar. Namun, masih belum jelas sistem operasi yang dijalankan kelompok tersebut dan bagaimana hubungannya dengan ISIS di Irak dan Suriah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper