Bisnis.com, JAKARTA - Prof. Dr. Sukamdani Sahid Gitosardjono hari ini, Kamis (21/12/2017) pukul 09.15 meninggal dunia.
Banyak catatan dan kenangan sejumlah orang tentang kerja keras dan budi baik almarhum Sukamdani Sahid Gitosardjono semasa hidupnya.
Pengusaha senior kelahiran Solo 14 Maret 1928 dikenal sebagai pemilik jaringan Hotel Sahid dan Hotel Sahid Jaya International.
Almarhum pernah menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia selama 2 periode, yakni pada tahun 1982 hingga 1985 dan 1985 hingga 1988.
Putra dari pasangan R Sahid Djogosentono dan R Ngt Hj Sadinah ini tidak meraih semua kesuksesannya dengan ongkang kaki belaka. Semua berawal dari kerja keras dan kerja cerdas almarhum.
Pada mulanya Sukamdani adalah pegawai pemerintahan. Ia tercatat pernah menjadi pamong praja dan berdinas di Kantor Kecamatan Grogol, Sukoharjo, tak jauh dari Solo.
Baca Juga
Pendapatan sebagai pamong praja di masa lalu tentu jauh dari cukup. Sukamdani muda lantas pindah bekerja ke Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, demikian tertulis di Wikipedia.
Dari Kemendagri, Sukamdani mencoba peruntungan dengan bekerja di NV Harapan Masa milik Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Kerja keras dan tekun belajar begitulah Sukamdani muda. Sambil bekerja ia belajar mengenal dunia percetakan. Semua itu berbuah kepercayaan. Sukamdani kemudian dipercaya menjadi Kepala Bagian Administrasi.
Sore hari, ia tak mau hanya melepas lelah. Waktu luang sore hari dimanfaatkannya untuk kuliah di Akademi Perniagaan Indonesia (API). Tahun 1955 Sukamdani lulus dari API.
Tiga tahun sebelum lulus dari API, Sukamdani telah berhasil mendirikan sebuah perusahaan percetakan. Walau masih berskala kecil dan dijalankan di rumah sewaan yang juga kecil, semua itu menjadi penanda bakat bisnis dirinya.
Meski semula hanya bermodal dua mesin handpress yang dibelinya di Solo, pada 1958 Sukamdani berhasil mengembangkan usahanya.
Ia mendirikan, sekaligus menjadi Direktur Utama CV Masyarakat Baru yang juga bergerak dalam bidang percetakan dan penerbitan.
Perusahaan itu mendapat order dari Departemen Dalam Negeri, Departemen Keuangan.
Tahun 1962, usahanya mulai berkembang. Tiga percetakan di Jakarta serta satu di Solo menjadi bukti keberhasilan atas ketekunan Sukamdani.
Sukamdani juga bisa membeli tanah dan rumah yang ia sewa. Kini di atas tanah tersebut berdiri Hotel Sahid di jalan Sudirman yang merupakan jalan utama di ibu kota.