Kabar24.com, DENPASAR -- Ketua Asosiasi Penukaran Valuta Asing (APVA) DPD Bali Ayu Astuti Dhama mengharapkan pemerintah menggencarkan promosi pariwisata ke Bali untuk meningkatkan transaksi jual beli valuta asing di Pulau Dewata.
Menurutnya, sejak Gunung Agung erupsi telah ada penurunan omset sebesar 40% yang dialami Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA BB) yang ada di Bali.
"Ya itu tergantung pemerintah kalau Gunung Agungnya normal tetapi pemerintah gak teriak-teriak dunia luarnya ya mereka masih beranggapan," katanya, Rabu (20/12/2017).
Harapannya ini seiring dengan mulai normalnya kunjungan wisatawan ke Bali. Menteri Pariwisata Arief Yahya telah menyatakan sudah ada 11.000 kunjungan wisatawan asing ke Bali sejak lima hari terakhir. Diharapkan, jumlah tersebut terus meningkat menyentuh angka 15.000 wisman.
Sementara, hotel-hotel di Denpasar juga mengakui adanya peningkatan pesanan kamar. Bahkan diprediksi saat perayaan natal dan tahun baru, tingkat keterisian kamar hotel bisa mencapai 60%.
"Kalau sekarang wisatawan asal Cina masih ada kok saya lihat datang, malah agak ramai kemarin saya ke Tanah Lot malah full dia," sebutnya.
Baca Juga
Kata dia, wisatawan mancanegara asal Amerika Serikat paling sering melakukan transaksi valuta asing. Disusul kemudian oleh wisatawan asal Australia, Eropa, dan Jepang.
"Baru kemudian mata uang Asia," katanya.
Sementara, Bank Indonesia mencatat pertumbuhan transaksi jual beli valuta asing di Bali mengalami pengingkatan pada triwulan III 2017 sebesar 23,92%.
Kantor Bank Indonesia Perwakilan Bali mencatat nominal transaksi jual-beli valas pada triwulan triwulan III mencapai Rp10,58 triliun yang terdiri dari transaksi pembelian senilai Rp 5,20 triliun dan transaksi penjualan Rp 5,39 triliun.
Peningkatan transaksi KUPVA ini sejalan dengan peningkatan jumlah wisman yang berkunjung ke Bali.
Sementara, hingga saat ini, Bank Indonesia belum merilis penjualan valas pada triwulan IV yang dinilai mengalami penurunan transaksi oleh Asosiasi Penukaran Valuta Asing di Bali.