Kabar24.com, JAKARTA - Meski sebagian kader mewacanakan masa kerja Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar hingga lima tahun, namun Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto) mengatakan masa jabatan tersebut hanya sampai 2019 atau dua tahun.
"Kita kan ini menyelesaikan periode Pak Novanto kemarin. Jadi, ya sampai 2019," ujar Titiek kepada wartawan, Selasa (19/12/2017).
Setelah Airlangga Hartato dipilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar dinamika politik di internal Golkar langsung mereda. Polemik yang mencuat justru tetang periode jabatan ketua umum yang diembannya, apakah hingga 2019 atau 2022.
Meski demikian, terlepas dari masa jabatan tersebut, Titiek menyatakan akan mendukung kepengurusan Airlangga meski sebelumnya menyatakan siap untuk maju sebagaiu ketua umum.
Dia berharap di bawah kepemimpinan Airlangga partai berlambang pohon beringin itu berjaya pada Pemilu 2019. Terkait posisi yang dijanjikan untuk Titiek, dia mengatakan kalau masih dipercaya maka dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada Airlangga.
"Ya nggak berharap. Ya, bagaimana nanti saja. Kalau Pak Airlangga butuh saya, saya masuk dalam kepengurusan," ungkapnya.
Baca Juga
Sementara itu, kursi Sekjen Partai Golkar dikabarkan akan mengalami perombakan. Dengan demikian Idrus Marham yang saat ini menduduki posisi tersebut disebut-sebut akan digeser dengan kader Golkar lainnya.
Setelah nama Steering Committee (SC) Munaslub Ibnu Munzir mencuat, kini nama Wasekjen Golkar Ace Hasan Syadzily menjadi salah satu yang masuk dalam bursa Sekjen Golkar pengganti Idrus Marham.
"Saya tidak terpikir untuk menjadi sekjen dan buat saya jabatan adalah sesuatu yang tidak dikejar," ujar Ace.
Menurutnya, pengabdian di partai bukan masalah jabatan. Dia hanya ingin Golkar menjadi partai yang dipercaya masyarakat.
"Saya bekerja bagaimana membangkitkan kepercayaan masyarakat kepada partai," ujar Ace.