Kabar24.com, LJUBLJANA - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Wina bekerja sama dengan Universitas Ljulbljana dan didukung oleh Kementerian Luar Negeri RI serta Kementerian Luar Negeri Slovenia menyelenggarakan peringatan 25 tahun hubungan diplomatik Indonesia – Slovenia, Rabu (29/11/2107).
Rangkaian kegiatan peringatan itu terdiri dari seminar akademis, diskusi panel, pameran produk ekspor Indonesia serta benda-benda seni budaya, dan ditutup dengan resepsi diplomatik yang digelar di Hotel Intercontinental, Ljubljana, Slovenia.
Seminar akademis yang berlangsung di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Ljubljana pada Rabu pagi waktu setempat mengangkat tema “Indonesia – Slovenia Relations in the European Union and Asia Pasific Geopolitical Context: The Way Forward”.
Acara tersebut dibuka resmi oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial di Universitas Ljubjana Profesor Monika Kalin Golob dan dihadiri oleh Direktur Jenderal Kebijakan Bersama di Bidang Luar Negeri dan Keamanan dari Kementerian Luar Negeri Slovenia Matej Marn.
Dalam sambutannya pada pembukaan seminar, Duta Besar RI untuk Republik Slovenia, Dr. Darmansjah Djumala menggarisbawahi pentingnya peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi kedua negara mengingat posisi Slovenia sebagai pintu masuk wilayah Eropa Tengah dan Timur melalui pelabuhan Koper.
Baca Juga
“Selain itu, perlunya upaya untuk melibatkan generasi muda dalam peningkatan kualitas hubungan bilateral kedua negara di masa mendatang, khususnya melalui program-program misi seni budaya termasuk Darmasiswa dan Beasiswa Seni Budaya Indonesia,” ujar Djumala dalam seminar yang turut menghadirkan pembicara Dr. Anton Bebler , Profesor Emeritus dari Universitas Ljubljana, dan Dr. Arfin Sudirman dari FISIP Universitas Padjajaran.
Sementara itu, diskusi panel menghadirkan pembicara dari perwakilan Badan Koordinator Penanaman Modal di London dan Kamar Dagang dan Industri Slovenia. Pada kesempatan yang sama juga telah dilakukan penandatanganan kerja sama antara Universitas Lubljana dan Universitas Padjajaran di bidang kerja sama program akademis oleh dekan kedua universitas dan disaksikan oleh Duta Besar Darmansjah Djumala dan Matej Marn.
Dalam pameran yang berlangsung di tempat yang sama, juga digelar sejumlah produk ekspor unggulan dari Kota Semarang, antara lain kain batik, tas kulit, pakaian jadi, dan kerajinan tangan. Beberapa tur operator juga menawarkan paket wisata ke sejumlah destinasi favorit di Indonesia.
Puncak acara peringatan 25 tahun hubungan diplomatik Indonesia – Slovenia dirayakan dengan menggelar resepsi diplomatik yang dibuka oleh Wakil Menteri Luar Negeri RI Abdurrahman M. Fachir dan dihadiri oleh sekitar 150 undangan yang terdiri dari kalangan diplomatik, pejabat tinggi pemerintah Slovenia, pengusaha, akademisi dan perwakilan masyarakat Indonesia di Slovenia.
Acara dimeriahkan dengan pemotongan tumpeng, tari-tarian tradisional dari Indonesia dan Slovenia, serta peragaan busana karya desainer Ina Priyono yang bertajuk The Beauty of Java-Slavia.
Kali ini Ina Priyono menampilkan beragam busana ready to wear dari bahan tenun dan batik yang diperagakan oleh sejumlah mahasiswa asal Slovenia.
“Bagi Slovenia, Indonesia memang jauh dalam konteks jarak, namun dekat di hati,” demikian disampaikan oleh Alenka Suhaldonik, Direktur Jenderal Ekonomi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Slovenia dalam resepsi. Ia juga menyampaikan harapan untuk pengembangan kerja sama antara kedua negara yang lebih luas, termasuk di bidang pendidikan dan seni budaya.
Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Slovenia mulai dibuka pada tahun 1992 atau setahun setelah kemerdekaan Slovenia. Selama 25 tahun, hubungan kedua negara relatif stabil.
Hingga saat ini Indonesia dan Slovenia telah menandatangani sejumlah perjanjian antara lain di bidang pembebasan visa serta kerjasama riset dan teknologi.
Indonesia merupakan mitra dagang kedua terbesar Slovenia di kawasan Asean dengan volume perdagangan mencapai lebih dari 100 juta dolar Amerika Serikat dan nilai investasi mencapai 300 ribu dolar Amerika Serikat.
Pada tahun 2016, ekspor batu bara Indonesia meliputi 30% dari total kebutuhan energi Slovenia.