Kabar24.com, JAKARTA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau lahirnya siklon tropis "cempaka" di selatan Jawa dan bibit siklon tropis di Barat daya Bengkulu.
Dari dampak ini terjadi peningkatan tinggi gelombang, hujan lebat dan angin kencang maupun potensi putting beliung di sekitarnya.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan siklon "cempaka" merupakan siklon yang tumbuh dari bibit siklon 95S yang terpantau pada 27 November lalu
Lantas, bagaimana dampak adanya siklon ini terhadap pergerakan abu vulkanik dari erupsi Gunung Agung?
Dwikorita menuturkan bahwa saat ini angin bergerak dari Barat ke Timur. Namun, dengan lahirnya siklon ini menarik abu vulkanik ke barat daya, sehingga daerah yang terdampak sebaran debu vulkanik adalah Banyuwangi dan sekitarnya.
Dwikorita mengutarakan bahwa siklon tropis ini akan mengakibatkan cuaca ekstrem yang ditandai hujan lebat dan angin kencang dengan kecepatan lebih dari 20 knot, disertai kilat dan petir, dan gelombang tinggi setinggi yang mencapai 4-6 meter yang berpeluang terjadi di Samudera Hindia Barat Daya Bengkulu hingga Selatan Jawa.
Baca Juga
"Siklon ini pun akan memicu terjadinya banjir dan tanah longsor, sementara angin kencang dikhwatirkan akan merobohkan beberapa bangunan dan beberapa reklame dan baliho, untuk itu masyarakat harap waspada akan kondisi ini," tutur Dwikorita, Selasa (28/11/2017) seperti dikutip dari laman www.bmkg.go.id.
"BMKG pun masih terus memonitor bibit siklon tropis yang terjadi di Samudera Hindia sebelah Barat Bengkulu. Jika bibit siklon ini mencapai kecepatan lebih dari 35 knot, maka BMKG akan memberikan peringatan dini siklon tropis, tetapi saat ini bibit siklon ini masih kurang dari 35 knot," ujar Dwikorita.
Dwikorita pun menambahkan bibit siklon tropis ini telah membawa dampak bagi kondisi cuaca di Indonesia, yaitu adanya hujan lebat yang terjadi di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi sampai Papua, dan adanya gelombang tinggi dan pantai-pantai mengalami pasang air laut.