Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembicaraan Kesepakatan Trans Pacific Partnership Capai Titik Krusial

Perundingan mengenai kesepakatan perdagangan Trans Pacific Partnership (TPP) tanpa Amerika Serikat mencapai titik krusial pada hari Kamis karena para menteri dari 11 negara membahas sebuah kesepakatan prinsipal.
TPP/eff.org
TPP/eff.org

Bisnis.com, JAKARTA – Perundingan mengenai kesepakatan perdagangan Trans Pacific Partnership (TPP) tanpa Amerika Serikat mencapai titik krusial pada hari Kamis karena para menteri dari 11 negara membahas sebuah kesepakatan prinsipal.

Pertemuan pembahasan TPP, yang dibatalkan oleh Presiden AS Donald Trump beberapa waktu lalu, diadakan di sela-sela pertemuan Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di resor Danang, Vietnam.

Persetujuan mengenai kelanjutan kerjasama tanpa keikutsertaan AS ini akan menjadi dorongan bagi prinsip pakta perdagangan bebas multilateral yang lebih menguntungkan dibanding kesepakatan bilateral yang lebih disukai Trump.

Namun, walaupun Jepang telah melobi keras untuk tercapainya kesepakatan agar bergerak cepat, Kanada, Selandia Baru dan Malaysia termasuk di antara negara-negara yang tampaknya tidak antusias untuk segera bergegas.

"Kami telah mencapai tahap di mana kami bisa mendiskusikan proposal untuk paket akhir sebuah kesepakatan mengenai prinsip TPP," ungkap Menteri Perekonomian Jepang, Toshimitsu Motegi kepada menteri dari negara lain, seperti dikutip Reuters.

"Saya ingin sekali lagi menekankan pentingnya mencapai kesepakatan secara umum di sini," lanjutnyya.

Motegi mengatakan bahwa para perunding telah berusaha mencapai kesimpulan yang memuaskan bagi semua orang, atau di sisi lain, mencapai kesimpulan yang membuat semua orang sama-sama tidak bahagia.

TPP bertujuan untuk menghilangkan tarif pada produk industri dan pertanian di seluruh blok yang nilai perdagangannya mencapai US$356 miliar tahun lalu tersebut.

TPP juga memiliki ketentuan untuk melindungi segala hal mulai dari hak buruh hingga lingkungan serta kekayaan intelektual, yang merupakan salah satu poin utama kesepakatan.

Kanada, yang menjadi negara dengan ekonomi kedua terbesar di antara 11 negara TPP setelah Jepang, mengatakan pada hari Rabu (8/11) bahwa pihaknya tidak akan terburu-buru untuk mencari kesepakatan TPP yang baru.

"Kami konstruktif, kami bahkan kreatif saat bekerja. Pada saat yang sama kami ingin memastikan bahwa kami mendapatkan kesepakatan yang tepat," kata menteri perdagangan Kanada, Francois-Philippe Champagne, kepada Reuters.

Posisi Kanada dan Meksiko juga diperumit oleh fakta bahwa mereka sedang menegosiasikan ulang Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) dengan AS di bawah pemerintahan Trump.

Trump dan pemimpin APEC lainnya, termasuk Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin, akan bertemu pada hari Jumat di resor tepi laut di Danang, Vietnam.

Di antara opsi yang sedang dibahas oleh negara-negara TPP adalah apakah pada anggota akan menangguhkan beberapa ketentuan dalam perjanjian awal untuk menghindari negosiasi ulang dan berpotensi menarik kembali AS dalam jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper