Kabar24.com, LOMBOK TIMUR -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melalui Ditjen Migas menugaskan PT Pertamina (Persero) untuk melaksanakan program penyediaan, pendistribusian dan pemasangan Paket Perdana LPG untuk kapal perikanan bagi nelayan kecil di berbagai daerah seluruh Indonesia termasuk di Nusa Tenggara Barat.
Operation Area Manager Pertamina Jatim Bali dan Nusa Tenggara Totok Sugiharto mengatakan pihaknya siap untuk mendukung program pemerintah dalam mengkonversi BBM menjadi LPG untuk kapal nelayan tersebut.
"Sekarang lagi progress, nantinya ada 3 lagi. Sekarang kan ada pembangunan depo mini di Lembar yang ditargetkan dalam dua tahun ke depan akan selesai. Semua total ada 5 SPBE," ujar Totok kepada media di Lombok Timur, Senin (6/11/2017).
Selain untuk mencukupi kebutuhan konversi di Pulau Lombok, Totok juga menyebut pihaknya akan mendukung untuk program konversi di Pulau Sumbawa. Dukungan tersebut dalam bentuk pembangunan depo sehingga penyediaan dan distribusi LPG kepada masyarakat di daerah tersebut dipastikan tersedia.
"Kemungkinan depo di pulau Sumbawa perlu kita hitung dulu, mulai dari volume, nanti baru dihitung kapasitas storagenya dan dermaganya. Untuk proses selanjutnya tinggal menunggu arahan pemerintah kepada Pertamina," ujarnya.
Ditekankan, program konversi BBM ke LPG bukan hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi juga membutuhkan partisipasi dan kerja sama semua pihak dalam penyediaan alokasi gas bumi, ketersediaan dan pengoperasian infrastruktur untuk penyediaan dan pendistribusian LPG, serta jaminan ketersediaan LPG bagi para nelayan kecil pengguna menjadikan program konversi BBM ke LPG menjadi investasi bersama.
Baca Juga
Dalam pelaksanaan pembagian konkit untuk nelayan kecil ini, beberapa tantangan dihadapi Pemerintah serta PT Pertamina. Antara lain, dokumen calon penerima paket (DCP3) nelayan kurang akurat, perlunya peningkatan efektivitas pelaksanaan sosialisasi kepada Pemkot/Pemkab dan calon penerima. Selain itu, diperlukan peningkatan koordinasi dengan Pemkot/Pemkab calon penerima paket konkit untuk nelayan.
Tantangan lainnya adalah perlunya optimalisasi keterlibatan Dinas KKP Pusat serta kondisi geografis wilayah calon penerima paket konverter kit untuk nelayan yang kurang menguntungkan dan sulit untuk dijangkau serta waktu pelaksanaan pekerjaan sangat pendek.
Untuk itu, dibutuhkan dukungan dari Pemkot/Pemkab, misalnya perihal usulan nelayan yang akan menerima paket perdana konkit, serta bantuan dan kerja sama Pemkot/Pemkab untuk berkoordinasi dengan para calon penerima paket konverter kit untuk nelayan. Selain itu, diperlukan rekomendasi sosialisasi dan pembagian konverter kit untuk nelayan.
Wakil Bupati Lombok Timur Khairul Warisin mengatakan pihaknya berharap pemerintah pusat bisa lebih banyak memberikan perhatian kepada para nelayan yang ada di wilayah Lombok Timur. Mengingat, jumlah penduduk Lombok Timur sebanyak 1,3 juta jiwa sebagian besar menggantungkan hidupnya sebagai nelayan dan petani.
"Tahun ini kami terima 2.000 unit mesin, dan kami ajukan lagi untuk tahun depan sebanyak 1.600 unit lagi karena masih banyak nelayan di sini yang belum mendapatkan," ujar Khairul.