Bisnis.com, JAKARTA - Hari ini, Senin (16/10/2017), Kota Jakarta, ibukota negara Indonesia, akan dipimpin oleh Gubernur Ke-19, Anies Baswedan dan wakilnya Sandiaga Uno. Menurut rencana, Presiden Joko Widodo akan melakukan pelantikan terhadap Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 di Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin (16/10/2017). Dan, Polda Metro Jaya bersama Kodam Jaya sudah mengerahkan 7.000 personil gabungan.
Ini adalah gubernur keenam dalam rentang waktu lima tahun (2012-2017) di awali oleh Fauzi Wibowo, yang memimpin Jakarta 7 Oktober 2012- 7 Oktober 2012.
Kelima gubernur itu Fauzi Wibowo (2017-2012), Plt Fadjar Panjaitan (8 - 15 Oktober 2012), Joko Widodo (15 Oktober 2012 - 16 Oktober 2014), Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) 16 Oktober 2014 - 9 Mei 2017, Djarot Saiful Hidayat (9 Mei 2017 - 15 Oktober 2017) dan Anies Baswedan (16 Oktober…).
Pasangan Anies-Sandi meraih suara terbanyak pada putaran kedua mengalahkan pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok - Djarot). Anies-Sandi yang diusung Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meraup 240.987 suara atau 57,96% pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017, mengalahkan pasangan Ahok-Djarot dengan 2.350.366 suara atau 42,04%.
Tolak bentuk radikalisme yang mengedepankan politik identitas, dan sektarianisme. "Ini tidak sesuai dengan budaya Indonesia..."
DKI -- sejak dipimpin oleh Gubernur pertama Soewirjo (23 Septembr 1945 - November 1947) yang saat itu disebut penguasa Jakarta-- mulai dari Fauzi Wibowo (2017), posisi gubernur tidak lagi ditetapkan oleh DPRD. Namun, melalui pemilihan langsung.
- Agenda Jakarta 16 Oktober : Pelantikan Anies-Sandi hingga Pasaraya Carnival
Baca Juga
Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta menetapkan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Fauzi Bowo - Prianto sebagai pemenang pada Pemilu kepala daerah DKI Jakarta 2007 dengan perolehan suara 2.109.511. Mereka mengalahkan Adang Daradjatun - Dani Anwar (42,13 persen suara/1.535.555 suara).
- PELANTIKAN ANIES-SANDI: Ini Rute dan Jadwal dari Rumah Pribadi, hingga Selametan di Balai Kota
Pilkada DKI 2017 merupakan pemilihan kepala daerah ketiga bagi Jakarta yang dilakukan secara langsung menggunakan sistem pencoblosan.
Peran Gubernur DKI sangat strategis. Sebab Jakarta ibukota negara. Menjadi barometer bagi daerah lainnya. Kota ini teramat majemuk teristimewa dari aspek suku dan agama. Karena itu, Anies-Sandiaga, diharapkan mampu menjaga kemajemukan itu. Jika semua gubernur terdahulu mampu menjaga kemajemukan, pasangan yang diusung oleh Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerinda) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), harus mampu lebih dari sekedar menjaga.
- KABAR PASAR 16 OKTOBER: Pebisnis Sambut Anies-Sandi, Ekspor Sepeda Motor Kuartal III Melonjak 84%
Provinsi DKI sebagai satuan pemerintahan yang bersifat khusus dalam kedudukannya sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan sebagai daerah otonom memiliki fungsi dan peran yang penting dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (LN 2007 No. 93; TLN 4744)
Karena itu, perlu diberikan kekhususan tugas, hak, kewajiban, dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Dengan kekhususan itu, Anies-Sandiaga, diharapkan mampu memanfaatkan kemajemukan menjadi modal utama untuk menggerakkan pembangunan Jakarta. Mengubah atau mengutak-atik kebhinekaan, membuat Anies - Sandiaga akan menyeret mereka dari peran dan tugas gubernur yang hakiki itu.
Bahkan akan membuat Jakarta, yang kini semakin berkembang maju dibanding 10 tahun lalu, semakin terbengkelai. Selain janji kampanye mereka semakin jauh tertinggal di belakang.
Perempuan Peduli Jakarta atau PPKJ -- yang sempat prihatin atas hasil pilkada DKI Jakarta 2017 yang dibangun dari politisasi agama yang menimbulkan efek sektarianisme, perpecahan bangsa, mengancam tata pemerintah yang bersih, transparan, dan profesional-- pernah menyerukan dan itu ada benarnya.
Gubernur yang baru, memang, harus menolak bentuk radikalisme yang mengedepankan politik identitas, dan sektarianisme. "Ini tidak sesuai dengan budaya Indonesia," ujar anggota PPKJ Ruby Khalifah.
Kita, dan tentu juga PPKJ, berharap gubernur baru Anies Baswedan meneguhkan pondasi kebangsaan Indonesia yang bersandar kepada Pancasila, NKRI, Kebhinnekaan, dan UUD 1945."Hentikan segala bentuk kekerasan di ranah publik, penyebaran kebencian di masjid, dan demonstrasi yang dapat memecahbelah," kata Ruby.
Mengedepankan hal itu juga diakui Sandiaga Uno saat Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahudin Uno (Anies-Sandi) mendatangi rumah Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto dan mendapat wejangan.
"Hentikan segala bentuk kekerasan di ranah publik, penyebaran kebencian di masjid, dan demonstrasi yang dapat memecahbelah..."
Arahannya, pasangan ini kami akan memimpin untuk semua, seluruh warga Jakarta. "Bukan hanya sekelompok yang memilih, tetapi semua," kata Sandi di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Minggu (15/10/2017) malam.