Kabar24.com, JAKARTA - Aparat dari Polda Metro Jaya masih memburu pendemo lain yang bertindak rusuh di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pada Rabu (11/10/2017).
Sejauh ini, Polda sudah mengamankan 15 pelaku pengrusakan di Kantor Kemendagri tersebut.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Nico Afinta di Jakarta, Kamis (12/10/2017) mengatakan kemungkinan jumlah pelaku yang diamankan akan bertambah.
Sementara itu, Bisnis.com mendapat penjelasan bahwa sejumlah orang dari kelompok yang terlibat kerusuhan di Gedung Kementerian Dalam Negeri kerap mendatangi tempat tersebut dalam dua bulan terakhir.
Kedatangan mereka ke Kementerian Dalam Negeri dalam dua bulan terakhir terkait dengan sengketa hasil pemilu Kabupaten Tolikara, Papua.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan sehari-hari mereka memantau agar tidak ada pihak lain dari Papua yang datang ke Kementerian Dalam Negeri.
Baca Juga
"Itu bukan demo, ya tapi mereka itu memang ada di Kemendagri berkaitan dengan kasus yang ada di MK. Dia menjaga jangan sampai ada orang Papua yang datang Kemendagri. Ya di situ dua bulan dia di situ. Jadi hanya memantau saja," kata Argo, Rabu (11/10/2017).
Biasanya, kata Argo, jumlah orang yang melakukan 'pemantauan' berkisar antara tiga hingga lima orang. Namun, kerusuhan pada Rabu melibatkan hingga sekitar 30 orang. Sebanyak 15 orang telah diamankan di Polda Metro Jaya dan satu di antaranya kedapatan membawa senjata tajam (sajam).
Saat ditanya lebih jauh, Argo belum bisa menjelaskan mengapa kelompok itu melakukan penjagaan dan pemantauan di Kemendagri.
Menurut Argo, rusuh pada Rabu terjadi karena adanya salah paham antara pihak yang terlibat kerusuhan dengan Kementerian Dalam Negeri.
Selama dua bulan melakukan pemantauan, pihak yang terlibat dalam kerusuhan berusaha untuk bertemu dengan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.
Rencana pertemuan kemudian didelegasikan ke Dirjen Polpum Kemendagri, namun pertemuan antara kedua belah pihak tak kunjung terealisasi karena belum ditemukan kecocokan waktu. Akhirnya terjadi kerusuhan pada Rabu mengakibatkan sejumlah kerusakan.