Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uji Coba Nuklir, China dan Rusia Sepakati Sanksi Baru Atas Korut

China dan Rusia akhirnya bergabung dengan para anggota Dewan Keamanan PBB lain yang dengan suara bulat memberlakukan sanksi baru terhadap Korea Utara atas pelanggaran uji coba nuklir keenam dan terbesar.
Dewan Keamanan (DK) PBB/Reuters
Dewan Keamanan (DK) PBB/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA - China dan Rusia akhirnya bergabung dengan para anggota Dewan Keamanan PBB lain yang dengan suara bulat memberlakukan sanksi baru terhadap Korea Utara atas pelanggaran uji coba nuklir keenam dan terbesar.

Pemungutan suara DK PBB menghasilkan keputusan dengan dukungan 15-0 terhadap resolusi sanksi rancangan AS yang melarang ekspor batu bara, timbal dan makanan laut ke Korea Utara.

Pyongyang mengaku telah mengembangkan bom hidrogen dan terus mengancam untuk menyerang AS sebagaimana dikutip BBC.com, Selasa (12/9/2017).

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut bahwa sanksi baru bagi Korea Utara akan percuma saja. Pasalnya, rakyat Korut akan lebih suka makan rumput ketimbang menghentikan program nuklir.

Sanksi baru tersebut disepakati kemarin setelah AS menghapus beberapa ketentuan ketat yang diumumkannya pekan lalu, antara lain embargo minyak menyeluruh dan langkah-langkah untuk membekukan aset pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

Apa yang akan terjadi andai perang dengan Korut benar-benar meletus?

Langkah-langkah tersebut, antara lain larangan ekspor tekstil, dimaksudkan untuk menghentikan kemampuan Pyongyang dalam mendanai dan bahan bakar program nuklirnya. Ini merupakan resolusi kesembilan sejak 2006 yang secara bulat disahkan oleh PBB.

Utusan China untuk PBB, Liu Jieyi, mendesak Korea Utara untuk 'menanggapi dengan serius' resolusi terbaru ini dan meminta semua pihak untuk tetap 'berkepala dingin.' Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya, mengatakan bahwa merupakan 'sebuah kesalahan besar meremehkan' sebuah prakarsa yang diajukan oleh China dan Rusia.

 Kedua negara telah mengusulkan penghentian sementara pengujian rudal nuklir dan balistik Pyongyang dan latihan militer AS dan Korea Selatan di wilayah tersebut. Presiden AS Donald Trump sebelumnya memperingatkan bahwa AS dapat melarang perdagangan dengan negara-negara yang melakukan bisnis dengan Korea Utara.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper