Kabar24.com, DENPASAR--Keberadaan dan pelestarian sapi serta kemurnian sapi Bali akan dijaga dalam rancangan perda sapi Bali yang saat ini sedang disusun oleh legislatif di Pulau Dewata.
Tidak hanya dijaga kemurniannya tetapi juga hal masyarakat untuk memiliki, memelihara, dan memanfaatkan nilai sosial ekonomi akan diatur dalam beleid yang sudah berada di tangan DPRD Bali tersebut. Gubernur Bali Made Mangku Pastika menuturkan keberadaan perda tersebut diharapkan menahan aksi penyelundupan hewan ini dari Pulau Dewata.
Dia menyammenyampaikan, penyelundupan sapi Bali terjadi dikarenakan permintaan daging sapi di luar Bali sangat tinggi sedangkan Pemerintah Provinsi Bali melarang penjualan sapi Bali yang masih produktif.
“Ini kan hukum ekonomi, ada deman ada supply. Ini berarti pemintaan diluar Bali akan sapi ini tinggi, sedangkan disini barangnya ada,” kata Pastika dikutip dari siaran pers, Senin (11/9/2017).
Tingginya permintaan sapi Bali ujarnya, dikarenakan harga sapi betina lebih rendah dibanding sapi jantan dan harga per kilogram beratnya juga lebih mahal. Hal ini memicu peternak untuk menjual sapi betinanya padahal masih produktif.
Sapi Bali merupakan genetik mutah yang memiliki keunikan dan keunggulan jika dibanding dengan sapi ras lain. Memiliki kesuburan atau fertilitas yang sangat tinggi, bahkan mampu beranak setiap tahun apabila dipelihara dengan baik, memiliki daging kebanyakan daging merah dan sedikit lemak
Baca Juga
Sapi Bali juga masuk dalam jajaran empat jenis sapi yang dapat menghasilkan ‘morbling’, yakni daging yang didalamnya mengandung butiran lemak yang berkualitas tinggi. Keempat jenis itu adalah Sapi Kobe, Sapi Wagyu, Sapi Frisian Holstein dan terakhir sapi Bali. Hal ini menunjukkan sapi Bali memiliki prospek untuk berdaya saing di pasaran dunia.
Menurutnya, penindakan harus disertai dengan aksi lainnya yaitu pemerintah membeli sapi betina yang masih produktif, dan kemudian diberikan kepada kelompok-kelompok tani ternak. Peran Simantri saat ini dirasakan sangat penting dalam menjaga keberadaan indukan sapi Bali.
"Sekarang aja kan ada 700 Simantri, kali 20 ekor saja itu sudah 14.000 ekor yang bisa kita jaga sekarang. Kalau Simantri itu kita jadikan seribu, kali 20 ekor berarti 20.000 ekor betina. Cara ini yang menurut saya efektif,” jelasnya.