Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Buntu Hadapi Korut, AS dan Korsel Ubah Perjanjian Rudal Balistik

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in sepakat mengubah perjanjian membatasi pengembangan peluru kendali balistik Korsel, kata kantor Jae-in pada Sabtu, di tengah kebuntuan dalam menghadapi Korut.
Hwasong-14, peluru kendali antarbenua atau ICBM milik Korea Utara./Reuters
Hwasong-14, peluru kendali antarbenua atau ICBM milik Korea Utara./Reuters

Bisnis.com, SEOUL -  Presiden AS Donald Trump dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in sepakat mengubah perjanjian membatasi pengembangan peluru kendali balistik Korsel, kata kantor Jae-in pada Sabtu (2/9/2017), di tengah kebuntuan dalam menghadapi Korut.

Trump juga memberikan persetujuan "konseptualnya" terkait rencana Korsel membeli peralatan militer bernilai miliaran dolar AS dari Amerika Serikat, kata Gedung Putih.

Korea Selatan ingin menaikkan bobot hulu ledak peluru kendalinya untuk meningkatkan kemampuan pertahanan terhadap Korea Utara, yang mengembangkan peluru kendali dan senjata nuklirnya.

"Kedua pemimpin tersebut setuju mengubah panduan pengembangan peluru kendali ke tingkat yang diminta Korea Selatan. Mereka berbagi pandangan dan menilai perlu memperkuat kemampuan pertahanan Korea Selatan dalam menanggapi hasutan dan ancaman Korea Utara," kata kantor kepresidenan Korea Selatan.

Korut dan Korsel saat ini secara teknis kedudukannnya masih dalam perang, karena kemelut 1950-53 mereka berakhir dalam sebuah gencatan senjata, bukan perjanjian damai. Utara secara berulang kali mengancam akan menghancurkan Selatan dan sekutu utamanya, Amerika Serikat.

Ulah Korea Utara meningkatkan ketegangan wilayah pada pekan ini, dengan meluncurkan peluru kendali balistik jarak jauhnya, Hwasong-12, yang terbang di atas wilayah Jepang dan mendarat di Lautan Pasifik.

Korea Utara sedang berupaya mengembangkan peluru kendali berhulu ludak nuklir yang mampu menghantam wilayah Amerika Serikat dan baru-baru ini mereka mengancam akan menembakkan peluru kendali ke Guam, wilayah Pasifik AS.

Kegiatan pengembangan peluru kendali balistik Korea Selatan terbatas pada jangkauan maksimum kisaran 800 kilometer dan bermuatan sebesar 500 kilogram, di bawah perjanjian bilateral yang diubah pada 2012.

Korea Selatan mengatakan pihaknya ingin mengubah kesepakatan tersebut dengan menambah bobot hulu ledak maksimumnya.

Kedua pemimpin itu berjanji terus menerapkan tekanan kuat diplomatik dan ekonomi terhadap Korea Utara dan melakukan seluruh upaya persiapan guna mempertahankan diri dari ancaman Korut, yang terus meningkat, kata Gedung Putih.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : ANTARA/REUTERS

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper