Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hampir 400 Orang Tewas Dalam Tindak Kekerasan Tentara Myanmar Terhadap Rohingya

Hampir 400 orang tewas dalam pertempuran yang mengguncang Myanmar barat laut selama seminggu. Dengan data resmi terbaru ini, boleh jadi konflik ini menjadi yang paling mematikan untuk menghabisi minoritas Muslim Rohingya di negara tersebut dalam beberapa dasawarsa.

Bisnis.com, Bangladesh, JAKARTA--Hampir 400 orang tewas dalam pertempuran yang mengguncang Myanmar barat laut selama seminggu. Dengan data resmi terbaru ini, boleh jadi konflik ini menjadi yang paling mematikan untuk menghabisi minoritas Muslim Rohingya di negara tersebut dalam beberapa dasawarsa.

Sekitar 38.000 orang Rohingya telah menyeberang ke Bangladesh dari Myanmar, kata sumber PBB pada hari Jumat (1/9/2017), seminggu setelah gerilyawan Rohingya menyerang pos polisi dan sebuah pangkalan militer di negara bagian Rakhine, yang memicu bentrokan dan serangan balasan militer.

Militer mengatakan sedang melakukan operasi pembersihan terhadap "teroris ekstremis" dan pasukan keamanan telah diperintahkan untuk melindungi warga sipil.

Tapi Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh mengatakan bahwa sebuah kampanye pembakaran dan pembunuhan bertujuan untuk memaksa mereka keluar.

Juru bicara PBB Eri Kaneko mengatakan bahwa Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres "sangat prihatin" dengan laporan penggunaan kekuatan yang berlebihan selama operasi tentara di negara bagian Rakhine.

"(Dia) mendesak pengekangan dan ketenangan untuk menghindari bencana kemanusiaan," kata Kaneko, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (2/9/2017).

"Sekretaris Jenderal menggarisbawahi tanggung jawab pemerintah Myanmar untuk memberikan keamanan dan bantuan kepada semua pihak yang membutuhkan dan memungkinkan PBB dan mitranya untuk memperluas bantuan kemanusiaan yang siap mereka berikan," katanya melanjutkan.

Perlakuan terhadap sekitar 1,1 juta Rohingya Myanmar adalah tantangan terbesar yang dihadapi pemimpin nasional Aung San Suu Kyi, yang dituduh oleh beberapa kritikus Barat karena tidak berbicara mengenai minoritas yang telah lama mengeluhkan penganiayaan.

Bentrokan dan tindak kekerasan tentara yang terjadi telah menewaskan sekitar 370 gerilyawan Rohingya, 13 aparat keamanan, dua pejabat pemerintah dan 14 warga sipil, kata militer Myanmar, Kamis (32/8/2017).

Sebagai perbandingan, kekerasan komunal pada tahun 2012 di Sittwe, ibu kota Rakhine, menyebabkan pembunuhan hampir 200 orang dan pemindahan sekitar 140.000, kebanyakan dari mereka Rohingya.

Pertarungan tersebut merupakan eskalasi dramatis dari konflik yang telah merebak sejak Oktober, ketika serangan Rohingya yang serupa namun jauh lebih kecil pada pos keamanan membuat sebuah respons militer yang brutal diiringi oleh dugaan pelanggaran hak asasi manusia.

Myanmar mengevakuasi lebih dari 11.700 "warga etnis" dari daerah yang terkena dampak pertempuran, kata militer, merujuk pada populasi non-Muslim di Rakhine utara.

Lebih dari 150 gerilyawan Rohingya melakukan serangan baru terhadap pasukan keamanan pada hari Kamis di dekat desa-desa yang diduduki oleh orang-orang Hindu, ungkap perusahaan media negara New Forest Myanmar, menambahkan bahwa sekitar 700 anggota keluarga tersebut telah dievakuasi.

"Empat dari teroris ditangkap, termasuk seorang anak laki-laki berusia 13 tahun," katanya, menambahkan bahwa pasukan keamanan telah menangkap dua orang lagi di dekat pos polisi Maungdaw karena dicurigai terlibat dalam serangan tersebut.

Sekitar 20.000 Rohingya lainnya yang mencoba melarikan diri terjebak di tanah orang di perbatasan, kata sumber PBB, saat pekerja bantuan di Bangladesh berjuang untuk meredakan penderitaan yang tiba-tiba terjadi ribuan orang lapar dan trauma.

Sementara beberapa Rohingya mencoba menyeberang lewat jalur darat, yang lain mencoba perjalanan perahu yang berbahaya melintasi Sungai Naf yang memisahkan kedua negara.

"Penjaga perbatasan Bangladesh menemukan mayat 15 Muslim Rohingya, 11 di antaranya anak-anak, mengambang di sungai pada hari Jumat," ungkap komandan daerah Letnan Kolonel Ariful Islam kepada Reuters.

Itu memakan waktu sampai sekitar 40 orang Rohingya diketahui meninggal karena tenggelam.

Jumat malam, kementerian luar negeri Bangladesh mengatakan telah mengajukan "protes keras" terhadap pelanggaran ruang udara oleh helikopter Myanmar pada tiga hari minggu ini, termasuk Jumat, di dekat daerah dimana Rohingya melarikan diri dari kekerasan.

"Kasus penyerangan ini ke dalam ruang udara Bangladesh oleh helikopter Myanmar bertentangan dengan hubungan bertetangga yang baik dan dapat menyebabkan situasi yang tidak menentu," ungkap pernyataan kementerian luar negeri tersebut.

Juru bicara Suu Kyi Zaw Htay mengatakan bahwa dia tidak mengetahui adanya keluhan tersebut namun ada saluran untuk dialog di antara kedua belah pihak. Jika Myanmar menerima keluhan dari Bangladesh, mereka akan menanggapi, katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper