Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS Klaim Ekonomi Indonesia Tidak Lesu

Kondisi ekonomi Indonesia dinilai tidak lesu kendati ada asumsi daya beli masyarakat di sektor ritel saat ini sedang menurun
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyampaikan paparan saat konferensi pers mengenai data inflasi, di Jakarta, Senin (15/5)./JIBI/Bisnis-Dwi Prasetya
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyampaikan paparan saat konferensi pers mengenai data inflasi, di Jakarta, Senin (15/5)./JIBI/Bisnis-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA—Kondisi ekonomi Indonesia dinilai tidak lesu kendati ada asumsi daya beli masyarakat di sektor ritel saat ini sedang menurun.

Akhir-akhir ini mencuat kabar bahwa daya beli masyarakat tidak sesuai dengan klaim pemerintah terkait kondisi ekonomi makro Indonesia yang masih stabil.

Menyikapi hal itu, DPR RI pada Senin (14/8) pagi menggelar diskusi bertema Indonesia diantara Pertumbuhan Ekonomi dan Anjloknya Daya Beli.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala BPS Kecuk Suhariyanto menyebut pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2017 tak berbeda dari triwulan sebelumnya sebesar 5,01%.

Akan tetapi angka tersebut di bawah ekspektasi yang mencapai 5,2%.

Menurutnya ada dua penyebab utama target pertumbuhan di bawah ekspektasi. Pertama, kondisi ekonomi global yang belum pulih.

Selain itu, tren harga beberapa komoditas menurun pada kuartal II/2017.

Kendati demikian, dalam melihat kemampuan daya beli, konsumsi rumah tangga pada kuartal II/2017 tetap naik 4,95% atau terkatrol sedikit dari triwulan sebelumnya yang hanya mencapai 4,94%.

“Saya bilang ini masih kuat dan tidak ada penurunan daya beli,” ujarnya di gedung parlemen.

Di sisi lain, menurutnya pertumbuhan konsumsi tersebut mengalami pelambatan jika dibandingkan dengan kuartal II/2016.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Firman Mochtar mengatakan PDB sangat ditopang oleh peningkatan daya beli atau konsumsi masyarakat.

Hal itu, kata dia, terjadi juga di China, Amerika Serikat dan India. Oleh sebab itu, investasi sebaiknya untuk mendongkrak daya beli tersebut. Di sisi lain, pemerintah optimistis pada kuartal III/2017 daya beli akan kembali naik salah satunya terdongkrak gaji ke-13 bagi PNS.

“Inflasi sejauh ini rendah, bukan hanya inflasi inti tapi juga volatile food terendah dalam enam tahun terakhir. Sejauh ini dampak lanjutannya kecil jadi ada perilaku yang baik terhadap harga,” tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper