Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perkuat Rupiah di Pelosok Sulut, Bagian Perjuangan Demi NKRI

Sulut merupakan provinsi paling utara di Indonesia yang memiliki 258 pulau dengan rincian 59 pulau berpenghuni dan 199 pulau tidak berpenghuni.
Ilustrasi/Antara-Nyoman Budhiana
Ilustrasi/Antara-Nyoman Budhiana

Kabar24.com, MANADO--Indonesia, dikenal sebagai negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki belasan ribu pulau, baik besar maupun kecil, berpenghuni ataupun tidak, yang tersebar di sepanjang katulistiwa.

Namun demikian, meskipun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini telah berdaulat atas wilayahnya, sejumlah wilayah perbatasan Tanah Air yang bersentuhan dengan negara tetangga, masih rawan akan penyimpangan kedaulatan, termasuk dalam penggunaan mata uang rupiah sebagai alat transaksinya.

Salah satu wilayah yang dianggap cukup rawan tersebut adalah Provinsi Sulawesi Utara. Pasalnya, provinsi berpenduduk lebih dari 2,5 juta jiwa ini, merupakan provinsi paling utara di Indonesia yang memiliki 258 pulau dengan rincian 59 pulau berpenghuni dan 199 pulau tidak berpenghuni.

Dari pulau-pulau tersebut sebanyak 168 pulau berada di pulau terluar Sulawesi Utara yakni di Kabupaten Kepulauan Talaud sebanyak 16 pulau, Kabupaten Kepulauan Sangihe 105 pulau dan Kabupaten Kepulauan Sitaro (Siau, Tahulandang dan Biaro) sebanyak 47 pulau.

Sementara, Pulau paling utara yang berhadapan langsung dengan Samudera Pasifik adalah Pulau Miangas. Pulau ini letak geografisnya sejajar dengan Pulau Mindanao, Filipina.

Maka, tidak heran ketika Sulawesi Utara, termasuk salah satu dari delapan provinsi di Tanah Air yang dipilih Bank Indonesia sebagai wilayah yang dijadikan Pilot Project program bertajuk BI Jangkau.

Sulut bersama dengan Kepulauan Riau, Jawa Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara dan Papua, dijadikan proyek percontohan 'BI Jangkau' lantaran masih memiliki daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).

BI Jangkau bertujuan meningkatkan perluasan jangkauan distribusi uang dan layanan kas BI hingga mencapai area desa yang selama ini sulit mendapatkan uang dengan kualitas yang baik.

Program ini dilakukan bersinergi bersama lembaga lain dengan mengoptimalkan jaringan yang sudah dimiliki mereka di berbagai daerah, yang diharapkan dapat memperlancar peredaran uang dari dua sisi, yakni percepatan distribusi dan memudahkan penyerapan uang tidak layak edar di masyarakat.

Lantas, guna mengimplementasikan program terbaru BI tersebut, BI Perwakilan Provinsi Sulut, Senin (24/7), menggelar penandatanganan kerjasama pelaksanaan pilot project layanan kas BI menjangkau kecamatan/desa (BI Jangkau) dengan Bank Sulawesi Utara dan Gorontalo (Sulutgo).

"Sebagai pilot project kami memilih Bank SulutGo untuk melaksanakan Program BI Jangkau," kata Kepala BI Perwakilan Sulut, Soekowardojo di Manado, Senin (24/7).

Soekowardojo menerangkan bahwa BI Jangkau merupakan penguatan dari program layanan kas titipan yang telah dilakukan sebelumnya, sebagai titik distribusi uang yang dilaksanakan oleh lembaga lain yang ditunjuk BI, sebagai kepanjangan tangan dalam melakukan peredaran uang.

Pasalnya, terkendalanya arus balik UTLE diyakini menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi clean money policy alias terjaganya jumlah uang tunai yang beredar di masyarakat dan dalam kondisi yang layak edar.

"Diharapkan dengan adanya BI Jangkau ini, arus balik UTLE akan semakin lancar, kontinyu dan berkesinambungan", ujarnya.

Bank Sulutgo terpilih sebagai proyek percontohan lantaran mengingat luasnya jaringan bank tersebut yang menjangkau hingga kabupaten-kabupaten di wilayah Sulutgo.

Direktur Utama Bank Sulutgo Jeffry Dendeng mengatakan penetapan Bank Sulutgo sebagai pilot project untuk program BI Jangkau merupakan suatu kehormatan tersendiri.

Namun demikian, kata dia, pelayanan penukaran uang dan sosialisasi uang baru hingga tingkat daerah kecamatan pelosok tentu bukanlah pekerjaan yang mudah.

"Karena secara geografis memang membutuhkan ektra tenaga dan ketergantungan terhadap kondisi cuaca yang sedang bersahabat atau tidak. Saya sendiri jujur baru ke Tahuna, belum pernah sampai di Talaud ataupun Miangas (pulau terluar), kami seringnya terkendala ombak yang besar," ujarnya.

Jadi, menurutnya apabila terdapat kegiatan pengiriman uang baru ke daerah pinggiran dan terluar di Sulawesi Utara itu tentu akan menjadi sebuah usaha yang sangat luar biasa dan penuh perjuangan.

"Tapi kami sebagai bank daerah, tentu siap mendukung BI atas kepercayaan yang diberikan ini. Kami juga siap mensosialisasikan uang baru dari BI kepada masyarakat di sana," tuturnya.

Sementara itu, selain menggandeng Bank Sulutgo dalam menghadirkan BI Jangkau, BI Perwakilan Sulut juga menggandeng Bank Mandiri Cabang Tahuna untuk melajukan perpanjangan perjanjian Kas Titipan, dari semula setahun sekali menjadi dua tahun sekali.

Tahuna adalah nama ibu kota Kabupaten Kepulauan Sangihe, salah satu kabupaten yang termasuk dalam wilayah Provinsi Sulut, hasil pemekaran Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud tujuh belas tahun silam.

Kabupaten yang memiliki luas wilayah 1.012,94 km² dan berpenduduk sebanyak 129.609 jiwa (2008) ini, terletak di antara Para Sulawesi dengan Pulau Mindanao, Filipina serta berada di bibir Samudera Pasifik.

"Perjanjian kas titipan dengan Bank Mandiri Cabang Tahuna kali ini langsung dua tahun sekali, tidak seperti sebelumnya setahun sekali sehingga tidak direpotkan administrasinya," ujarnya.

Sementara, untuk kerjasama Kas Titipan di Provinsi Sulawesi Utara, hingga saat ini BI Perwakilan Sulut sudah menggandeng empat perbankan dan melayani daerah Tahuna, Gorontalo, Kotamobagu dan Pohuwato.

Soekowardojo mengatakan jumlah uang kas titipan yang tersebar di empat lokasi tersebut, per Juli 2017 telah mencapai Rp762 miliar.

"Jumlah uang kas titipan posisi per hari ini (24/7) mencapai Rp762 miliar, yang tersebar di Tahuna sebesar Rp43 miliar, Gorontalo Rp587 miliar, Kotamobagu Rp83 miliar, dan Pohuwato sebesar Rp49 miliar," terangnya.

Pigaknya pun menargetkan hingga sepanjang tahun ini akan terdapat tujuh kas titipan yang bisa dikerjasamakan.

Saat ini sudah ada empat kas titipan. Dan yang sedang inden atau menunggu persetujuan ada tiga lagi, yakni kas titipan di Bitung oleh BNI, serta Sitaro dan Melongoune oleh Bank Sulutgo.

"Kami harap dengan perjuangan yang dilakukan bersama ini dapat memberikan layanan akses perbankan yang sama bagi saudara saudara kita di daerah pelosok sana," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper