Kabar24.com, MATARAM -- Wakil Wali Kota Mataram Mohan Roliskana menerima kunjungan dari delegasi Badan Geologi Jerman atau Bundesanstalt fr Geowissenschaften und Rohstoffe (BGR) di bawah Kementerian Geo Sains dan Sumber Daya Alam Jerman (Federal Institute for Geosciences and Natural Resources).
Kunjungan delegasi yang terdiri dari 11 orang yang bertujuan untuk meninjau hasil kerja sama, yang salah satunya mengenai sistem mitigasi bencana antara Badan Geologi Jerman dengan Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) RI.
Delegasi dipimpin oleh Jutta Kranz-Plote yang menjabat sebagai Head of Division 220-Policy issues of development cooperation with Asia – South East Asia - Indonesia dari Ministry of Economic Cooperation and Development ini didampingi oleh perwakilan dari Kedutaan Besar Jerman di Jakarta.
Dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Selasa (25/7/2017), Mohan menyampaikan ucapan terima kasih atas perhatian yang telah diberikan oleh pemerintahan salah satu negara di Benua Eropa ini selama sepuluh tahun terakhir sejak kerjasama dilakukan khususnya untuk Mikrozonasi Gempa yang difokuskan di Kota Mataram sepanjang tahun 2013-2014.
"Hasil rekomendasi yang dikeluarkan telah dijadikan sebagai referensi dalam Draft Perubahan RTRW (Rencana tata Ruang Wilayah) Kota Mataram tahun 2016-2031 mengenai pengaturan Ketinggian dan Konstruksi Bangunan di wilayah zonasi gempa," ujar Mohan.
Selain itu terkait dengan rencana delegasi Jerman yang akan kembali melakukan kajian kembali mengenai konsep selanjutnya yang dapat diintervensi khususnya di Kota Mataram, Mohan menyampaikan bahwa memang secara fisik Kota Mataram juga telah menerima sebuah alat berupa Tsunami Early Warning System yang merupakan Sistem Peringatan Dini Tsunami dari kerjasama yang terdahulu.
Baca Juga
Namun mengingat garis pantai Kota Mataram yang mencapai lebih dari sembilan kilometer, Mohan berharap dukungan melalui delegasi Jerman yang hadir agar alat serupa dapat dipasang lebih banyak lagi di Kota Mataram.
“Kita baru ada satu suar untuk alat deteksi dini tsunami dari kerjasama sebelumnya. Kita perlu setidaknya tiga alat serupa supaya bisa menjangkau setidaknya satu distrik," ujar Mohan.