Kabar24.com, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengingatkan agar Pancasila sebagai ideologi berbangsa tidak hanya dijadikan jargon, namun diimplementasikan secara terukur sehingga bisa membawa kesejahteraan bangsa.
Hal itu disampaikan JK dalam sambutannya pada acara Simposium Nasional bertajuk “Sistem Perekonomian untuk Mewujudkan Kesejahteraan Sosial Sesuai UUD 1945” di Gedung MPR, Rabu (12/7/2017).
Turut hadir pada acara tersebut Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPD Oesman Sapta Odang dan para pimpinan lembaga parlemen lainnya. Sedangkan dari kalangan nara sumber simposium ekonomi tersebut hadir di antaranya pakar ekonomi Emil Salim, Menko Perekonomin Darmin Naution, Didik J Rachbini dan Sri Adiningsih
Pada kesempatan itu, JK mengingatkan bangsa Indonesia tidak akan bisa maju, termasuk di bidang ekonomi, kalau hanya lebih menekankan jargon Pancasila. Untuk itu, dia menegaskan Pancasila harus diimplementasikan dengan indeks yang jelas atas semua sila yang ada.
Menurutnya, seseorang tidak boleh dengan mudah menuding orang lain tidak Pancasilais. Padahal, mereka yang menuding itu tidak tahu pada bagian mananya Pancasila itu yang dilanggar.
“Jangan Pancasila dipakai untuk meng-condemn orang. Apanya yang tidak Pancasilais. Jangan karena orang salah ngomong dibilang tak Pancasilasi, berikan indeks,” ujar JK pada sambutanya.
Baca Juga
Bahkan, JK mengatakan dengan adanya indeks Pancasila itu maka seseorang tidak bisa mengatakan orang lain tidak Pancasilais karena tidak memberikan dukungan politik kepadanya.
JK menilai hingga kini implementasi eimjugamenilai bahwa hingga kini implementasi atas sila Pancasila masih belum memenuhi harapan terutama pada sila kelima yakni ‘Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.’
Rendahnya implementasi itu, ujar JK, terlihat dari kian melebarnya jurang pemisah kelompok mereka yang berpendapatan rendah dengan mereka yang kaya.