Kabar24.com, JAKARTA -- Dalam lebih dari dua tahun terakhir masa kepemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) , Kepolisian Republik Indonesia (Polri) disebut mengalami sejumlah penguatan dan perkembangan dari berbagai sisi.
Salah satunya peningkatan dari sisi anggaran. Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyampaikan, bahwa dalam tiga tahun terakhir sejak 2014 hingga tahun ini, kepolisian mendapatkan peningkatan anggaran hampir dua kali lipat.
“Di bidang anggaran, semenjak tahun 2014, anggaran Polri sebesar Rp44 triliun. Namun, dalam kurun waktu 3 tahun, tahun 20177 ini menjadi Rp84 Triliun. Artinya dalam tiga tahun naik dua kali lipat,”kata Tito, Senin (10/7/2017).
Dengan perluasan bidang fiskal ini, menurut Tito, Polri pun bisa melakukan sejumlah pembenahan, seperti modernisasi peralatan, sistem,serta sarana prasarana di kepolisian seperti pembangunan gedung Polda Metro Jaya yang telah tersendat selama 13 tahun, dimulainya pembangunnan gedung Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) baru, gedung lama telah berdiri selama 40 tahun, serta gedung Polda Sumbar yang hancur pasca gempa.
“Pembangunan gedung Polda Metro Jaya yang sudah dimulai sejak 2004, mengalami ketersendatan, tidak selesai dalam waktu 13 tahun. Namun, di bawah kepemimpinan Bapak, insya Allah gedung Polda Metro Jaya akan selesai pembangunanya pada akhir 2017,” kata Kapolri Tito.
Kemajuan
Baca Juga
Selain itu, Polri juga dinilai mengalami kemajuan lain, seperti terbentuknya korps-korps baru antara lain Korps Pol Air, Korps Pol Udara, Korps Binmas, dan Korps Shabara. Adapula pembentukan polda baru, yakni Polda Sulawesi Barat dan Polda Papua Barat, penaikan status atau tipe delapan Polda dari tipe B di bawah kepemimpinan seorang brigjen menjadi Tipe A dipimpin oleh seorang jenderal.
Perkembangan eksistensi kepolisian di tengah masyarakat juga dilihat dari terbentuknya 11 polres , 99 polsek, dan 144 polsubsektor baru.
Dengan adanya kemajuan-kemanjuan ini, Tito, menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen untuk melakukan pembenahan internal dan meningkatkan kinerja melalui profesionalisme, perbaikan kultur yang lebih positif, serta pelaksanaan manajemen media.
“Dalam waktu satu tahun ini sudah mulai ada hasil positif sebagaimana yang Bapak [Presiden] sampaikan tadi, pada saat amanat terkait kepercayaan publik berdasarkan survei pada 2016 sebagai salah satu intitusi yang kurang dipercaya publik, di awal tahun 2017 sudah naik dari berbagai survei ke papan tengah meraih kepercayaan publik,” jelasnya.