Disparitas Harga
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan, selain menjaga disparitas harga atau margin antara petani dengan distributor, menjaga keuntungan petani juga menjadi hal penting guna mewujudkan kestabilan pangan di Indonesia.
Amran mengatakan, untuk tetap menjaga pasokan pangan, khususnya beras,petani harus tetap untung, sehingga mereka bisa tetap berproduksi. Dengan demikian, kebutuhan akan beras tidak akan memberatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Mentan mencontohkan perlakuan yang diterapkan pada komoditas jagung. Pasca persetujuan pemerintah untuk menetapkan aturan terkait harga terendah, Indonesia bisa berhenti mengimpor jagung.
“Ini kita akan geser, petaninya bagaimana bisa untung. Ini perintah bapak presiden.Seperti jagung. Presiden dalam kunjungan ke Dompu melihat petani rugi harga jagungnya hanya Rp1.500-Rp1.000 beloau katakan solusinya apa?”
“Kami katakan harus ada harg terendah. Tahun lalu keluar Perpres harganya 3.150 [per kilogram]. Kita beri ruang petani untung, kalau petani untung, dia tidak terlalu mengharpakan APBN, dia akan berproduksi. Yang terjadi hari ini,biasanya bulan Juli kita impor 2 juta ton jagung, tahun lalu kita estimasi impor 4 juta [ton], Juli impor kita nol. Ini sudah ada di depan mata kita, kita telah buktikan bahwa kita bisa,”jelas Amran.