Kabar24.com, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mewaspadai gerakan ISIS di Indonesia yang sewaktu-waktu bisa beraksi untuk merongrong kedaulatan bangsa ini melalui berbagi teror dan hasutan.
"Hampir di setiap provinsi ada anggota ISIS, tetapi mereka saat ini masih 'tertidur' yang kapan saja bisa bangun dengan melancarkan aksinya untuk mencapai tujuannya," kata Panglima TNI di sela penyampaian orasi ilmiah di depan ribuan mahasiswa dan civitas akademis Universitas Muhammdiyah Sukabumi (UMMI) di Gedung Anton Soejarwo Lemdikpol Setukpa Polri Sukabumi, Selasa (13/6/2017).
Menurut Panglima TNI, kelompok radikal ini diduga tengah merancang berbagai rencana untuk melaksanakan aksinya sehingga gerakannya harus diwaspadai dan ini menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia.
Apalagi tidak menutup kemungkinan kelompok teroris yang berafiliasi dengan ISIS di Marawi, Mindanao, Filipina Selatan bergerak ke Indonesia untuk menyatukan kekuatan dengan kelompok yang ada di negara ini.
Maka dari itu, perang terhadap teroris tidak bisa dilakukan oleh aparat keamanan baik Polri maupun TNI tetapi seluruh rakyat harus ikut memeranginya. Salah satu upaya mereka (kelompok radikal) melemahkan bangsa ini dengan cara memecah belah rakyatnya.
Gerakan ini sudah mulai tercium sehingga Presiden RI Joko Widodo menginstruksikan kepada seluruh jajarannya untuk selalu mewaspadai aksi teror yang kapan saja bisa terjadi.
Baca Juga
Panglima TNI pun mencontohkan aksi teroris yang menguasai Marawi beberapa waktu lalu di Filipina yang awalnya informasi intelejen negara tersebut hanya ada 50 orangetapi kenyataannya ada 600 teroris yang selama ini ternyata tertidur dan setelah bangun mereka bergabung dengan kelompok lainnya.
"Kita harus selalu berpegang teguh kepada Pancasila dan kebhinekaaan serta Indonesia sangat beruntung mempunyai ulama, kyai dan santri yang selalu menjaga keutuhan bangsa ini," tambah Panglima TNI.
Di sisi lain, Gatot mengungkapkan tujuan ISIS dan afiliasinya mengacaukan suatu negara tujuannya yakni pangan dan energi. Kenapa Indonesia menjadi salah satu tujuan kelompok radikal tersebut, karena negara ini memiliki kekayaan yang melimpah mulai dari pangannya hingga energinya.