Kabar24.com, MATARAM -- Maraknya transportasi online tidak hanya terjadi di kota-kota besar tetapi juga di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Salah satu yang telah beroperasi di Mataram adalah MJek Indonesia yang merupakan produk lokal buatan NTB.
President Director MJek Indonesia Angga Pramana Jaya mengatakan transportasi online yang ada saat ini kebanyakan fokus pada angkutan orang. Padahal peluang untuk angkutan logistik saat ini terbuka lebar.
"Tidak hanya perlu angkutan orang tetapi juga sekarang dibutuhkan angkutan untuk logistik dan antar jemput barang" ujar Angga saat ditemui Bisnis.com di kantornya, Mataram, Senin (12/6/2017).
Angga menyebut MJek tidak terlalu banyak bermain untuk angkutan orang, justru menurutnya lahan angkutan barang inilah yang menjadi peluang sekaligus pembeda MJek dengan transportasi online lainnya.
Salah satu keunggulan yang ditawarkan jasa angkutan logistik online MJek adalah adanya sistem multidrop yang memungkinkan dalam satu kali pengiriman ada beberapa alamat penerima.
Selain itu, sms life tracking sudah disisipkan dalam aplikasi MJek sehingga baik pengirim maupun penerima bisa langsung mengecek keberadaan barang yang diantar secara real time.
Baca Juga
"Banyak yang salah mengira M-Jek itu dari ojek, sebenarnya Master Jaringan Ekonomi Kerakyatan" ujar Angga.
Menurutnya, saat ini para pelaku UMKM di NTB khususnya di daerah Mataram membutuhkan sarana untuk mengembangkan produk dan jasa yang dimiliki. Sayangnya, tidak banyak yang memiliki tempat dan modal yang cukup.
Salah satu yang dilakukan MJek adalah melakukan kerja sama dengan para pelaku UMKM tersebut dengan memberikan ruang promosi di aplikasi MJek dan juga layanan pesan antar bagi para pelaku UMKM.
"Kita menggandeng banyak onlineshop dan juga rumah makan di sini, setidaknya sekarang sudah ada 200 merchant yang bekerja sama. Bahkan ada satu merchant kuliner yang dalam satu hari bisa sampai 100 boks pesanan di antarkan oleh MJek," papar Angga.
Sayangnya, saat ini baru ada sekitar 100 pengemudi yang bergabung dengan MJek. Ditargetkan hingga akhir tahun ini, pengemudi yang bergabung bisa mencapai 1.000 orang. Tarif yang dipatok MJek berdasarkan jarak tempuh sebenarnya sebesar Rp2.500/km.
Area jangkauannya pun bisa lebih dari 25 km. Angga menyatakan hal ini untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi para pengguna jasa MJek.
Kendala terbesar dalam melakukan bisnis disebut Angga terkait dengan edukasi, baik secara internal maupun eksternal.
Secara internal, menurutnya cukup memakan waktu untuk bisa mengedukasi pengemudi dalam menggunakan aplikasi sehingga bisa merespon permintaan dengan cepat. Selain itu, masyarakat masih belum terbiasa untuk menggunakan layanan jasa transportasi menggunakan aplikasi.
Tercatat saat ini sudah 9.000 user aktif yang menggunakan jasa MJek di Mataram. Dalam tahun ini, MJek akan membuka jaringan bisnisnya di beberapa kota lain seperti di Batam, Pontianak, Medan, dan Manado.
"Kami optimis bisa berkembang di kota-kota tersebut dan mendapat dukungan. Sebelum beroperasi kami sudah pastikan bahwa sudah mengantongi izin, setelah itu baru kami lakukan sosialisasi," ujar Angga.