Kabar24.com, JAKARTA -- Perdana Menteri Inggris Theresa May harus berusaha ekstra menambah dominasinya di Parlemen Inggris.
Pimpinan asal Partai Konservatif ini sedang melakukan pendekatan (pedekate) dengan kelompok kecil di Parlemen Irlandia Utara untuk mendukungnya. Upaya ini dilakukan berjarak sembilan hari sebelum perundingan atas keluarnya Inggris dari Uni Eropa yang digelar pada 19 Juni mendatang.
Seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (10/6/2017) May terlihat meninggalkan kediamannya di Downing Streeet, Inggris untuk mengadakan pertemuan dengan Parlemen Irlandia Utara.
Sebelumnya, May menginstruksikan untuk mempercepat pemilu pada 8 Juni 2017 lalu. Hal ini dilakukan lantaran pihaknya ingin memperkuat kubu dalam perundingan Brexit dengan EU. Namun, hasil pemilu tidak seperti yang diharapkan oleh May.
Partai Konservatif, di mana May bernaung, tidak mampu mempertahankan dominasinya. Hasil pemilu menyebutkan Partai Konservatif mendapatkan 314 kursi, disusul berikutnya Partai Buruh 266 kursi, Partai Nasional Skotalndia 34 kursi dan Demokrat Liberal 14 kursi.
Padahal, untuk mendominasi Parlemen Inggris setidaknya diperlukan 326 kursi untuk satu partai. Dengan begitu, Inggris kini memasuki Hung Parliament atau parlemen menggantung karena tidak satupun partai yang mendominasi suara