Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sebarkan Sikap Keagamaan Islam Moderat di Masyarakat

Organisasi keislaman moderat Indonesia diminta aktif menyebarkan sikap dan pengetahuan keagamaan Islam yang moderat (Islam wasathiyah).
Guru Besar Sejarah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra/Antara
Guru Besar Sejarah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra/Antara

Kabar24.com, JAKARTA - Organisasi keislaman moderat Indonesia diminta aktif menyebarkan sikap dan pengetahuan keagamaan Islam yang moderat (Islam wasathiyah).

Guru Besar Sejarah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra mengatakan organisasi keislaman moderta yang dimaksud antara lain Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Mathla’ul Anwar, dan Nahdlatul Wathan.

“Hal ini diperlukan untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari pihak-pihak yang mengancam kelangsungannya,” paparnya.

Menurutnya, konsolidasi dan penguatan pemahaman tentang Islam yang moderat perlu dilakukan secara terus menerus kepada masyarakat, baik melalui keluarga maupun lembaga pendidikan formal dan nonformal.

Selanjutnya, penguatan jaringan dan kerja sama antarorganisasi keislaman juga tidak bisa diabaikan seperti NU, Muhammadiyah, Mathla’ul Anwar, dan Nahdlatul Wathan di Nusa Tenggara Barat.

Azyumardi, sebagaimana dilansir website resmi UIN Jakarta, menyatakan ormas-ormas keislaman tersebut memiliki tanggung jawab besar dalam menggaungkan Islam moderat yang menekankan sikap tawasuth, tawazun, ‘adil, dan tasamuh di masyarakat.

Dalam makalahnya berjudul The Rise of Religio-Communal Politics: Viability of Islamic Populism in Indonesia, dia juga menyoroti kecenderungan populisme Islam di tengah masyarakat melalui ide dan gerakan politik keagamaan sektarian.

Adapun ide dan gerakan politik itu salah satunya ditandai dengan tendensi masyarakat dengan latar belakang agama, ras, dan sosial tertentu untuk memunculkan aliansi dan mobilisasi politik yang ekslusif.

Padahal, lanjutnya, politik keagamaan sektarian tidak relevan untuk diterapkan di tanah air. Sebab, penerapannya bisa berimplikasi pada tergerusnya sikap saling menghormati atas keragaman atau terbangunnya intoleransi antarsesama elemen masyarakat Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper