Kabar24.com, JAKARTA - Polda Metro Jaya dan jajarannya melaksanakan operasi Cipta Kondisi guna menjaring sejumlah aktivitas yang berpotensi merusak kekhusyukan bulan puasa.
Pelaksanaan operasi Cipta Kondisi ini akan dilakukan seminggu sebelum bulan Ramada hingga H+7 Lebaran nanti,
Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Agung Yuwono salah satu kegiatan merugikan dan mengganggu yang diantisipasi dalam operasi ini adalah aktivitas gengster atau geng motor yang kerap meresahkan dengan melakukan aksi kebut-kebutan sembari membawa senjata tajam.
“Di sini kita akan menindak semua kegiatan yang melakukan kebut-kebutan, apalagi nanti akan sampai melukai orang,” katanya, Senin (29/5/2017).
Argo menyampaikan, hingga saat ini pihaknya telah mengamankan kurang lebih 20 orang terkait aksi ini yang kebanyakan adalah remaja. Dalam aksinya, para remaja ini kerap membawa senjata tajam yang kemudian dengan sengaja digoreskan ke aspal untuk menghasilkan bunyi. Tak hanya di situ, ketika bertemu orang atau kelompok lain, para remaja ini cenderung akan langsung melakukan tindakan kekerasan seperti bentrok hingga penganiayaan.
“Hampir 20an [orang] ya sudah kita amankan. Jadi, semuanya kita kenakan undang-undang darurat, ada juga yang kita kenakan pasal pembunuhan karena ada yang meninggal, ada juga penganiayaan ada juga yang pengeroyokan, sudah kita lakukan penyelidikan,” tambahnya.
Argo melanjutkan bahwa tindakan penganiayaan oleh para remaja ini merupakan suatu bentuk pengaktualisasian diri untuk mendapatkan pengakuan. Semakin berani seorang anak melakukan penganiayaan, maka dirinya berhak untuk menjadi pemimpin kelompok geng.
Untuk itu, pihak kepolisian akan bergerak mulai dari satuan terkecil seperti Babinkamtibmas berkoordinasi dengan masyarakan untuk mendorong dilakukannya kegiatan-kegiatan positif khususnya yang bersifat keagamaan guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya kegiatan-kegiatan tidak diinginkan selama bulan puasa.
“Nanti mungkin bisa disalurkan kegiatan-kegiatan setelah sahur itu apa yang bisa dilakukan, yang positif, misal dari Mushola, Masjid untuk berdoa, jadi tidak perlu ada di jalan yang nanti akan mengakibatkan masyarakat merasa cemas dan khawatir nanti kalau keluar malam atau setelah sahur itu ada rasa tidak aman di situ,” katanya.
Selain aksi kekerasan, pihak kepolisian juga akan mengantisipasi kemungkinan peredaran minuman keras ilegal selama bulan puasa.