Kabar24.com, JAKARTA – Pasca permasalahan sistem yang menyebabkan terganggunya ratusan penerbangan berikut terdamparnya ribuan penumpang, British Airways menyatakan bahwa sebagian besar sistem komputernya telah kembali berjalan.
Dalam twitternya hari ini, seperti dilansir Bloomberg (Senin, 29/5/2017), British Airways menyatakan akan menjalankan jadwal penuh di bandara Gatwick dan berencana mengoperasikan jadwal jarak jauh dari bandara Heathrow.
Salah satu maskapai terbesar di Inggris itu berupaya bangkit dari kegagalan teknologi besar yang mengganggu ratusan penerbangan dan menyebabkan ribuan penumpang terdampar di seluruh dunia selama dua hari terakhir.
Menurut perusahaan riset Flight Aware, sebanyak 115 penerbangan British Airways, atau 13% dari layanan, dibatalkan pada pukul 3.30 sore waktu setempat pada hari Minggu, sementara 311 layanan atau 35% tertunda.
Sebelumnya pada hari Sabtu, British Airways membatalkan 418 penerbangan gabungan di bandara Heathrow dan Gatwick, sementara ada 568 penerbangan yang tertunda. British Airways sendiri menolak untuk memberi detail jumlah penerbangan atau pelanggan yang terdampak permasalahan ini.
Pada hari Minggu, Chief Executive Officer British Airways Alex Cruz mengatakan bahwa segenap pihak di British Airways berupaya untuk menyelesaikan permasalahan ini sesegera mungkin.
Baca Juga
“Semua rekan kerja British Airways baik di lapangan maupun di udara mencabut semua tindak penghentian agar operasi kami kembali pulih normal secepat mungkin. Meski belum sepenuhnya terselesaikan, kami berbuat yang terbaik untuk menyelesaikan masalah ini,” ujar Cruz dalam sebuah pesan video dari pusat operasi maskapai tersebut dekat bandara Heathrow London.
British Airways membatalkan semua keberangkatan siang dan malam pada hari Sabtu dari bandara Heathrow dan Gatwick menyusul apa yang disebut "gangguan yang sangat parah" di seluruh dunia terhadap penanganan sistem komputer, termasuk yang menangani check-in serta penyortiran dan reservasi bagasi.
Gangguan tersebut, yang juga mempengaruhi call center, mencegah penumpang untuk melakukan pemesanan kembali atau mengambil barang bawaan yang telah dimuat ke pesawat mereka. Sejumlah pelancong melaporkan harus menunggu di pesawat yang tak dapat terbang selama beberapa jam sebelum mereka dapat kembali ke terminal.
Gangguan ini bertepatan dengan dimulainya liburan May Bank di akhir pekan, serta libur akhir pekan Memorial Day selama tiga hari yang dianggap sebagai awal musim panas tak resmi di Amerika Serikat (AS).
Pihak British Airways pada Sabtu menyatakan bahwa penyebab gangguan ini diyakini karena masalah pasokan listrik dengan tidak adanya bukti serangan siber. Sejumlah besar tas yang terjebak di Heathrow akan dikirimkan langsung sesegera mungkin kepada para pelanggan melalui kurir dan tanpa dipungut biaya.