Kabar24.com, JAKARTA -- Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengatakan bahwa pembangunan reklamasi Teluk Jakarta akan lebih banyak manfaatnya bagi rakyat China ketimbang kepentingan nasional.
Hal itu disampaikan Amien dalam diskusi dengan tema 'Stop Reklamasi Teluk Jakarta' di gedung DPR hari ini, Selasa (16/5/2017).
"Saya yakin ini, China sudah sangat ‘kepanasan’ karena memiliki penduduk 1,4 miliar, jadi butuh wilayah-wilayah untuk ditinggali. Nah, Indonesia ini merupakan tujuan untuk ditinggali oleh penduduk China," ujar Ketua MPR periode 1999-2004 tersebut.
Terkait pemikirannya itu, Amien menantang Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan untuk mengadu data dan fakta soal pembangunan reklamasi di Teluk Jakarta.
"Kalau misalkan data Pak Luhut Binsar itu lebih aktual bahwa reklamasi akan mencegah banjir maka saya akan ikuti. Tapi, kalau data kami lebih shahih maka pak Luhut juga harus hentikan,” ujarnya.
Amien mengingatkan bahwa pemerintah tidak boleh dengan mudah menjual tanah.
Baca Juga
Dikatakan, ada beberapa indikasi China ingin menjadi penguasa dunia. Salah satunya adalah dengan cara membangun kekuatan ekonomi dan militer sebagaimana yang telah dilakukan dalam beberapa dekade terakhir.
"Sejak empat tahun lalu China sudah mendesain untuk banyak menghegemoni dunia. Dengan cara menguasai jalan darat sutera dari China hingga membentang ke Belanda, lalu melalui laut, dari Laut Cina Selatan hinngga Rotterdam,” ujarnya.
Jalur-jalur yang akan dikuasai itu, ujar Amien, meliputi 45 negara dengan jumlah orang 4,2 miliar.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan proyek reklamasi sangat penting untuk mencegah agar Jakarta tidak tenggelam.
"Kalau mau disetop ya bikin aja situ setop, nanti kalau udah Jakarta tenggelam atau menurun, ya tanggung jawab. Jadi jangan nanti lari dari tanggung jawab di kemudian hari," kata Luhut di Kantor Wakil Presiden kemarin.
Menurut Luhut, berdasarkan kajian, tanah Jakarta akan tenggelam 8-23 sentimeter per tahun apabila proyek pembangunan reklamasi dan tanggul laut raksasa tidak dilaksanakan.