Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KEPAILITAN: PT Surabraja Mandiri Serahkan Daftar Aset

Perusahaan agrobisnis dan jasa umrah yang kini berstatus pailit, PT Surabraja Mandiri telah menyerahkan daftar aset kepada kurator. Aset utama perusahaan yakni lahan jati kebon seluas 116 hektare di Sukabumi.
Ilustrasi/SSA Advocates
Ilustrasi/SSA Advocates

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan agrobisnis dan jasa umrah yang kini berstatus pailit, PT Surabraja Mandiri telah menyerahkan daftar aset kepada kurator. Aset utama perusahaan yakni lahan jati kebon seluas 116 hektare di  Sukabumi.

Kuasa hukum Surabraja Mandiri (debitur) Hikmat Sugiya berujar aset tersebut dapat membayar tagihan kepada investor. Selain itu, harga jual aset dapat digunakan memberangkatkan umrah nasabah yang terlambat diberangkatkan ke Makkah sejak 2013.

“Kurator sudah mengunjungi lahan kami. Dan ada beberapa aset lagi yang akan diurus oleh kurator,” katanya kepada Bisnis, Rabu (3/5/2017).

Dia menaksir harga tanaman jati kebon senilai Rp900.000 per meter persegi. Aset tersebut adalah harta yang diandalkan oleh perusahaan untuk memenuhi kewajiban ke kreditur.

Kurator PT Surabraja Mandiri Maddenleo Siagian menuturkan pihaknya telah berkunjung ke lahan debitur pada 24 April 2017. Kurator menemukan lebih dari 10 titik lahan tanaman jati kebon di Sukabumi dengan luas beragam.

Selain itu, kurator juga menemukan dua ruko bangunan di Cirebon, Jawa Barat. “Kami masih memperkirakan apakah aset bisa menutup tagihan. Karena nasabah yang belum diberangkatkan umrah mencapai ribuan,” tuturnya.

KREDITUR UMRAH

Maddenleo menerangkan, kreditur umrah yang telah mendaftarkan tagihan berjumlah 1.000 kreditur. Adapun jumlah tersebut diprediksi akan bertambah Kreditur yang dikategorikan konkuren tersebut memegang tagihan Rp8juta-Rp25 juta per orang.

Sementara itu, debitur juga memiliki dua kreditur separatis atau pemegang hak jaminan yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.  Namun, jumlah tagihan tidak disebutkan oleh kurator.

Kejadian telat bayar kepada para investor dan telat memberangkatkan umrah ini disebabkan oleh kondisi debitur yang sedang dirundung kesulitan.

Pasalnya, tanaman jahe produksi PT Surabraja mengalami gagal tanam sebanyak lima kali lantaran cuaca yang tidak menentu. Akibatnya ekspor jahe pun ikut kandas.

Perkara No.12/Pt.Sus.Pailit/2017/PN.Jkt.Pst. ini diputus pailit pada 3 April 2017 oleh ketua majelis hakim Abdul Kohar.

PT Surabraja Mandiri diajukan pailit oleh dua investornya Mohamad Sholeh dan Dicky Zulkarnaen. Surabraja terbukti memiliki utang kepada masing-masing pemohon senilai Rp1,5 miliar dan Rp1,2 miliar.

Kedua pemohon pailit merupakan pihak ketiga yang mengucurkan investasi untuk pengembangan tanaman jahe dan kavling perumahan yang digarap oleh PT Subrabraja Mandiri. Termohon merupakan anak usaha dari perusahaan makanan dan minuman Surabraja Food Industries.

Kuasa hukum para pemohon pailit Eko Suprijandi mengatakan kedua kliennya mengharapkan ada pengembalian dana yang diinvestasikan sejak 2013.

Pemohon I, lanjutnya, tertarik dengan sistem investasi tanaman jahe yang ditawarkan oleh termohon pailit. Pada 2013, usaha jahe milik perusahaan berkembang pesat yang menarik minat investor.

Dalam catatan perusahaan, PT Surabraja Mandiri konsisten mendapatkan pesanan jahe sekitar 520 ton per bulan. Namun, perusahaan baru bisa memenuhi sekitar 124 ton setiap bulannya.

Dengan begitu, perseroan membuka peluang kepada investor untuk memenuhi kebutuhan jahe di pasar dalam negeri dan luar negeri melalui penanaman jahe vertikultur dan holtikultura.

Selain tanaman jahe, termohon juga menawarkan investasi penanaman jati kebon (jabon) di Sukabumi dan Kemuning. Namun, bisnis perseroan mulai goyah pada 2015. Alhasil, pengembalian dana investasi kepada investor tersendat.

Pemohon mengaku telah memberi kesempatan kepada termohon untuk merestrukrisasi utang melalui penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU)  internal. Namun, jalur ini kurang dimanfaatkan dengan baik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper