Kabar24.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan militernya untuk melancarkan serangan peluru kendali ke sebuah pangkalan udara Suriah yang menjadi asal serangan senjata kimia maut diluncurkan.
Trump menyebut aksinya ini untuk kepentingan keamanan nasional Amerika dalam melawan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Para pejabat tinggi AS mengungkapkan, militernya menembakkan puluhan peluru kendali ke pangkalan udara yang digunakan pasukan Suriah, sebagai jawaban AS terhadap serangan gas beracun ke daerah yang dikuasai pemberontak Selasa silam.
Menghadapi krisis kebijakan luar negeri terbesarnya sejak dilantik Januari lalu, Trump mengambil langkah kebijakan paling keras dalam enam tahun perang saudara Suriah. Dan itu juga berarti menempatkan dia dalam risiko besar berhadapan dengan Rusia dan Iran yang merupakan dua sekutu utama Assad.
"Upaya bertahun-tahun sebelumnya untuk mengubah prilaku Assad telah sama sekali gagal dan secara dramatis gagal," kata Trump dari resortnya di Mar-a-Lago saat menjamu Presiden China Xi Jinping.
Sekitar 50 rudal Tomahawk diluncurkan dari dua kapal perang Angkatan Laut AS --USS Porter dan USS Ross-- di Laut Mediterania timur dengan membidik berbagai target, mulai landasan, pesawat tempur, sampai stasiun pengisian bahan bakar pesawat, di Pangkalan Udara Shayrat.
Dampak dari serangan yang dilancarkan pukul 8:45 waktu setempat (Jumat 8.45 pagi WIB), belum diketahui pasti.
Televisi pemerintah Suriah menyebutkan bahwa "agresi Amerika" telah membidik sebuah pangkalan militer Suriah, namun serangan itu akan terpatahkan.
"Malam ini saya memerintahkan serangan militer ke pangkalan udara di Suriah yang menjadi asal serangan kimia diluncurkan. Serangan ini demi kepentingan keamanan nasional vital Amerika Serikat dalam mencegah dan menghalau penyebaran dan penggunaan senjata kimia berbahaya," kata Trump.
"Tak dapat dibantah lagi bahwa Suriah telah menggunakan senjata kimia terlarang, melanggar kewajiban-kewajibannya di bawah konvensi senjata kimia dan mengabaikan Dewan Keamanan PBB," kata Trump lagi.
Trump memerintahkan serangan rudal ini sehari setelah dia menuduh Assad ada di balik serangan senjata kimia pekan ini yang menewaskan paling sedikit 70 orang yang kebanyakan darinya anak-anak, di kota Khan Sheikhoun. Pemerintah Suriah membantah berada di belakang serangan itu.
Trump memilih serangan udara terukur dan tersasar ketimbang serangan penuh kepada pasukan instalasi militer Suriah.
Tanggapan relatif cepat terhadap serangan senjata kimia terjadi setelah Trump dihadapkan pada banyak masalah global, mulai Korea Utara sampai China, Iran dan ISIS. Trump ingin mengirimkan pesan baik kepada sekutu maupun musuhnya bahwa dia tak segan menggunakan kekuatan militer jika dirasa perlu, demikian Reuters.