Kabar24.com, TOKYO-- Tingkat kepercayaan bisnis manufaktur di Jepang mulai membaik dalam kuartal kedua secara berturut-turut, mencapai posisi tertinggi dalam satu setengah tahun di Maret.
Hal itu dikemukakan oleh Tankan, lembaga survei yang mendapat pengawasan dari Bank sentral Jepang (BoJ), yang menunjukkan jika ekspor menjadi salah satu faktor pulihnya ekonomi Jepang.
Sentimen layanan-sektor ditingkatkan untuk pertama kalinya dalam enam kuartal dan tetap perusahaan optimis pada rencana belanja modal mereka.
Sementara itu, secara terpisah, data PMI menunjukkan adanya perlambatan dalam aktivitas manufaktur dalam Maret ini.
“Tankan menunjukkan peningkatan yang seimbang dalam sentimen perusahaan di produsen dan perusahaan sektor jasa,” kata Yuichiro Nagai, ekonom Barclays Securities.
“Secara keseluruhan, hasil mendukung pandangan BOJ pada perekonomian,”imbuhnya.
Menurut Tankan pada Senin ini, indeks utama menyebutkan sentimen bisnis manufaktur besar meningkat menjadi +12 pada Maret dibandingkan dengan tiga bulan lalu yang berada di angka +10.
Angka tersebut, tak sesuai dengan ekspektasi pasar namun berada di angka tertinggi sejak Desember 2015.
Selain sektor manufaktur, sentimen ekonomi Jepang juga didukung oleh sektor layanan seperti pengecer, hotel dan restoran yang meningkat untuk pertama kalinya dalam enam kuartal untuk mencapai satu tahun tinggi.
Kendati demikian, beberapa perusahaan besar memprediksi ekonomi Jepang akan kembali memburuk dalam tiga bulan mendatang sebagai dampak atas perdagangan global seperti Brexit dan sikap proteksionisme Donald Trump.
Melihat kondisi bisnis yang dipredikis akan memburuk tiga bulan ke depan, Industri pembuat mobil menggarisbawahi adanya kekhawatiran terhadap kebijakan Trump yang bisa mempengaruhi perdagangan global.
Akan tetapi, survei menunjukkan jika perusahaan-perusahaan besar di Jepang berupaya untuk meningkatkan belanja modal sebesar 0,6% pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2018, dibandingkan dengan perkiraan pasar median untuk penurunan 0,1%.
“Ada pembicaraan tentang risiko proteksionisme, tapi sejauh ini perusahaan-perusahaan Jepang tidak mengambil langkah-langkah khusus yang terkait dengan ini,” kata Norio Miyagawa, ekonom senior di Mizuho Securities.
“[Survei]Tankan ini akan memperkuat harapan bahwa BOJ sedang ditahan untuk saat ini. Kami tentu tidak melihat kebutuhan untuk memudahkan atau mengetatkan kebijakan,”katanya.
Dengan inflasi yang diharapkan mampu mempercepat akhir tahun ini, semakin banyak analis sekarang memprediksi langkah berikutnya BOJ akan mulai menambah ulang stimulus moneter besar-besaran.