Kabar24.com, JAKARTA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki berpeluang menggelar referendum seperti Brexit untuk menentukan apakah negaranya akan meneruskan proses keanggotaan Uni Eropa setelah referendum undang-undang dasar pada 16 April 2017.
Ketika berbicara pada Turkish-British Talidil Forum di provinsi Antalya selatan, , Sabtu (25/3/2017), Erdogan mengatakan Turki kemungkinan akan meninjau hubungannya dengan Uni Eropa setelah referendum 16 April 2017 menyangkut perubahan UUD.
"Apa pun yang diputuskan bangsa kami, kami akan mematuhinya," kata Erdogan seperti dikutip oleh Antara. Ia menyatakan bahwa akan ada "referendum seperti Brexit menyangkut perundingan (soal keanggotaan Turki di Uni Eropa)."
Pada Juni 2016, lebih dari separuh warga Inggris yang memberikan suara telah memilih untuk mengakhiri keanggotaan Inggris dari Uni Eropa (yang disebut dengan Brexit) setelah 46 tahun.
Turki pada 1987 mengajukan permohonan untuk menjadi anggota Uni Eropa dan perundingan soal keanggotaan dimulai pada 2005. Namun, pembicaraan itu mengalami kebuntuan pada 2007 karena sikap Turki terkait masalah Siprus.
Pada November 2016, Parlemen Eropa mengesahkan resolusi untuk membekukan pembicaraan keanggotaan dengan Turki sampai negara itu "menghentikan penindasan". Pembekuan ditujukan untuk mencabut "langkah-langkah penindasan yang tidak proporsional" di Turki di bawah status darurat.