Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Diminta Tanggapi Pinangan Raja Salman

Ini merupakan momen yang jarang terjadi di mana sebuah negara di Timur Tengah secara langsung meminta Indonesia lebih berperan di dunia Islam.
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) bersama Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud (kanan) menghadiri pertemuan dan dialog dengan 28 tokoh lintas agama di Jakarta, Jumat (3/3)./Setpres-Laily Rachev
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) bersama Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud (kanan) menghadiri pertemuan dan dialog dengan 28 tokoh lintas agama di Jakarta, Jumat (3/3)./Setpres-Laily Rachev

Kabar24.com, JAKARTA - Indonesia dinilai penting memberikan tanggapan atas ajakan yang dilontarkan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud.

Pengamat kawasan Timur Tengah Universitas Indonesia (UI) Yon Machmudi menilai pemerintah perlu menanggapi ajakan Raja Arab agar Indonesia lebih aktif terlibat dalam menyelesaikan konflik di Timur Tengah dan dunia Islam.

"Ini merupakan momen yang jarang terjadi di mana sebuah negara di Timur Tengah secara langsung meminta Indonesia lebih berperan di dunia Islam," katanya di Jakarta, Selasa (7/3/2017).

Menurut Yon, posisi Indonesia sebagai negara Muslim demokratis terbesar di dunia tentu sangat strategis ditambah lagi dengan prospek Indonesia sebagai negara yang terus meningkat kekuatan ekonominya.

Di sisi lain, kata dosen di Fakultas Ilmu Budaya UI itu, Raja Salman dalam beberapa pidato singkatnya baik yang di Istana Bogor, di depan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) maupun dalam beberapa komentarnya di tempat-tempat lain secara halus mengungkapkan keinginan yang kuat agar Indonesia dapat bergabung dalam aliansi militer Islam (Islamic Military Alliance) dalam memerangi terorisme dan menciptakan stabilitas kawasan dan dunia internasional.

Islamic Military Alliance (IMA) digagas oleh Saudi pada 15 Desember 2015 beranggotakan sekitar 39 negara bermarkas di Riyadh.

"Indonesia sendiri walaupun sudah berkali-kali diundang untuk bergabung, belum memutuskan. Oleh karena itu kedatangan Raja Salman yang diikuti oleh iring-iringan delegasi ibarat sebuah hajatan peminangan," ujarnya.

Yon menilai, Indonesia yang memiliki peran penting dalam menjaga dan menyebarkan Islam moderat dianggap akan berperan penting dalam mewarnai aliansi militer ini. Apalagi Turki sebagai anggota NATO juga telah bergabung dalam kelompok ini.

"Raja Salman pun menegaskan bahwa dasar dari kerja sama dalam menciptakan stabilitas di dunia Islam itu dilandasi oleh prinsip-prinsip bertetangga secara baik, tidak adanya intervensi urusan dalam negeri masing-masing dan upaya-upaya menyelesaikan masalah-masalah di dunia Islam secara damai," kata peraih gelar PhD dari the Australian National University itu.

Karena itu, katanya, Arab Saudi berusaha melakukan transformasi ekonomi dan politik sekaligus dengan mendekati Asia sebagai mitra-mitra strategis menggantikan Amerika Serikat.

Dia menambahkan, ajakan Saudi kepada Indonesia untuk lebih berperan dalam menciptakan perdamaian di dunia Islam merupakan tawaran yang strategis, mengingat selama 47 tahun Indonesia nampak enggan memerankan fungsi strategisnya dalam organisasi negara-negara Islam (OKI).

"Pinangan Raja Salman kepada Indonesia tentu harus dicermati. Ada peluang dan tantangan tersendiri yang harus dikaji secara cermat," kata Yon Machmudi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper