Kabar24.com, SAMARINDA--Pemerintah Provinsi Kaltim melalui Dinas Kehutanan tengah menyiapkan sekitar 10 ribu hektar untuk perhutanan sosial. Hal ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal dari sektor kehutanan.
"Ada beberapa skema perhutanan sosial yang kita bangun, ada hutan desa, hutan kemasyarakatan, hutan tanaman rakyat yang tidak dibebani oleh konsesi. Tapi perhutanan sosial dibangun dengan pola kemitraan," ujar Kepala Dishut Kaltim, Wahyu Widhi H, Selasa (24/1/2017).
Dijelaskan Wahyu, Kaltim ditargetkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan membangun seluas 6.666 hektar perhutanan sosial. Adapun, target perhutanan sosial seluruh Indonesia sebesar 12,7 juta hektar.
"Perhutanan sosial ini dibangun agar masyarakat sekitar hutan kesejahteraan meningkat. Ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPMJD) Provinsi Kaltim yang salah satu programnya mengentaskan kemiskinan dan sejalan dengan Nawa Cita poin tujuh meningkatkan ekonomi domestik setempat," ujar Wahyu Widhi.
Selama ini, pengelolaan hutan di Kaltim hanya diserahkan oleh pihak swasta. Dan, saat ini pemerintah memberikan kewenangan pengelolaan hutan ke masyarakat lokal agar turut melestarikan hutan.
"Untuk mendukung perhutanan sosial, pemerintah memberikan kemudahan birokrasi dengan aturan 20% total luas lahan dari setiap izin usaha pengelolaan hutan diberikan ke swasta, agar diserahkan ke perhutanan sosial bagi masyarakat lokal. Kalau mereka bisa kelola hutan, maka kelestarian hutan terjaga," ujar Widhi.
Sementara itu, Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Kabupaten Berau, Syafrudin mengatakan saat ini pengelolaan hutan yang meningkatkan masyarakat sekitar di daerahnya dijalankan dengan mengelola wisata air tejun di Desa Tepian Segah dan membuat produk tanaman obat-obatan.
"Di tahun 2017, kita fokus wisata alam dan pengembangan produk tanaman obat. Wisata alam yang sangat diminati adalah air terjun di wilayah segah. Sedangkan, tanaman obat yang dikembangkan adalah teh mangar merupakan daun-daun di hutan untuk obat liver dan gula darah. Selain itu, ada madu yang sangat banyak dihasilkan di wilayah hutan Kabupaten Berau," ujar Syafrudin.