Bisnis.com, BERLIN - Kepolisian Jerman sedang mencari seorang pencari suaka asal Tunisia setelah menemukan sebuah dokumen identitas di bawah kursi kemudi truk yang menabrak pasar malam Natal di Berlin sehingga menewaskan 12 orang.
Selain itu pihak kejaksaan juga menyediakan hadiah senilai 100.000 euro (sekitar Rp1,4 miliar) untuk informasi yang membantu penangkapan pelaku, yang diidentifikasi bernama Anis Amri (24).
"Hati-hati: dia mungkin bersenjata dan melakukan tindak kekerasan," kata kantor kejaksaan pada Rabu sambil mendeskripsikan Amri sebagai pria bertinggi 1,78 meter berambut hitam dengan mata cokelat.
Kepolisian Jerman telah menggeledah dua apartemen di Berlin pada Rabu namun tidak menemukan Amri, kata surat kabar Die Welt.
Ayah Amri mengatakan bahwa anaknya meninggalkan Tunisia tujuh tahun yang lalu sebagai imigran gelap dan pernah menjalani masa penjara di Italia.
Sementara pejabat negara bagian North Rhine-Westphalia (NRW), Ralf Jaeger, menambahkan bahwa Amri tiba di Jerman pada Juli 2015 dan permohonan suakanya telah ditolak.
Setelah ditolak permohonan suakanya, Amri seharusnya dideportasi namun tidak dapat kembali ke Tunisia karena kehilangan sejumlah dokumen, kata pejabat tersebut.
"Tunisia pernah menolak mengakui orang ini sebagai warganya," kata Jaeger.
Seorang sumber dari lembaga kehakiman mengatakan bahwa pihaknya telah mengawasi Amri pada tahun ini karena curiga dia tengah merencanakan perampokan untuk membiayai pembelian senjata. Namun penyelidikan itu berhenti di tengah jalan karena tidak terbukti.
Pernyataan dari sumber itu membuat warga Jerman mempertanyakan efektivitas kinerja kepolisian yang gagal mencegah terjadinya serangan di Berlin.
Pasar malam Natal sering menjadi target serangan kelompok radikal sejak tahun 2000. Selain itu, modus operandi di Berlin sangat mirip dengan serangan di kota Nice, Prancis, pada Juli lalu saat seorang asal Tunisia menabrakkan sebuah mobil besar ke kerumunan sehingga menewaskan 86 orang.
Pasar-pasar malam di berbagai daerah Jerman kini telah kembali dibuka dengan pengamanan ketat.
"Kami tidak ingin teroris menang. Jika semua orang memilih berada di rumah, maka mereka menang," kata Nicki Anning, seorang pengunjung pasar malam di Gendarmenmarkt Square, Berlin.
Serangan di pasar malam menjelang Natal telah mengejutkan warga Jerman dan memicu peninjauan kembali atas sistem keamanan di Eropa, mengingat dua negara lain, Prancis dan Belgia, juga mengalami serangan serupa.
Dugaan keterlibatan pendatang atau pengungsi juga memunculkan perdebatan sengit mengenai kebijakan terbuka dari Kanselir Angela Merkel, yang mengizinkan jutaan pengungsi memasuki Jerman dalam dua tahun terakhir.
Merkel, yang akan kembali maju sebagai kanselir untuk empat kalinya pada tahun depan, mengatakan bahwa sangat memuakkan jika seorang yang meminta perlindungan di Jerman terlibat.
Kelompok bersenjata ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan di Berlin, sebagaimana terjadi di Nice.
SERANGAN BERLIN: Jerman Buru Pencari Suaka Asal Tunisia
Kepolisian Jerman sedang mencari seorang pencari suaka asal Tunisia setelah menemukan sebuah dokumen identitas di bawah kursi kemudi truk yang menabrak pasar malam Natal di Berlin sehingga menewaskan 12 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium