Kabar24.com, SEMARANG – Setelah berjalan kaki selama lima hari dari Rembang hingga ke Semarang, ratusan warga pegunungan Kendeng tiba di halaman kantor Gubernur Jawa Tengah. Namun, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo tidak ada di tempat.
Warga yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) meliputi masyarakat terdampak pembangunan semen di Rembang dan Pati didukung kelompok petani dari Kendal terus menyerukan pencabutan izin pembangunan pabrik semen kawasan pegunungan itu.
“Seperti yang sudah seringkali disampaikan, sesuai putusan MA [Mahkamah Agung] tanggal 5 Oktober 2016, bahwa MA mengabulkan gugatan warga Kendeng, yang artinya keputusan-keputusan sebelumnya terkait Amdal, Izin Lingkungan, dan aturan lainnya soal pabrik semen tidak berlaku lagi,” ujar Koordinator JMPPK Gunretno, Jumat (9/12/2016).
Putusan MA itu mengabulkan permohonan peninjauan kembali dari pemohon dalam hal ini tercatat tujuh orang yakni Joko Prianto, Sukimin, Suyasir, Rutono, Sujono, Sulijan,dan Yayasan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia.
Gunretno menegaskan masyarakat Rembang yang khususnya berada di wilayah pegunungan Kendeng yang tergabung dalam JMPPK hadir untuk mengawal proses hukum, di mana sebelumnya gugatan terkait Semen Indonesia telah dimenangkan warga.
“Kami berharap diterima Pak Gubernur. Sudah 4-5 hari kami berjalan dari Rambang ke kota Semarang dan berharap yang menyambut kami bukan hanya Polisi. Pak Ganjar jelas aktif di media sosial jelas beliau tidak mungkin tidak tahu soal rencana kunjungan ini,” tegasnya.
Informasinya, Gubernur Ganjar sedang berada di Riau untuk menerima penghargaan dari Komisi Pemberantasan Korupsi soal pengendalian gratifikasi. Ia memerintahkan jajarannya untuk bertemu warga Kendeng.
Selanjutnya, setelah tarik ulur dengan pihak kepolisian yang mengamankan, beberapa perwakilan JMPPK didampingi LBH, perwakilan mahasiswa, dan perwakilan petani berdialog dengan pemprov melalui pertemuan tertutup.