Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WIRANTO: Demo Berlebihan, Aparat Keamanan Akan Berindak Keras

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Wiranto menegaskan aparat keamanan akan mengambil langkah lebih keras atau lebih tegas jika aksi demonstrasi itu berlebihan.
Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto./Antara-M Agung Rajasa
Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto./Antara-M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA   - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Wiranto menegaskan aparat keamanan akan mengambil langkah lebih keras atau lebih tegas jika aksi demonstrasi itu berlebihan.

Wiranto mengakui penanganan demonstrasi itu dilakukan secara persuasif dan edukatif.  "Sudah ada undang-undangnya, ada hukumnya. Penanganan demonstrasi beda dengan terorisme. Penanganan demonstrasi itu persuasif edukatif," katanya di sela-sela acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kejagung 2016 di Bogor, Rabu (23/11/2016).

Hal itu diungkapkan Wiranto guna menanggapi kelompok Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) akan melakukan aksi damai di Jakarta pada 2 Desember 2016.

Terkait adanya tindakan makar yang menunggangi aksi unjuk rasa damai itu, Wiranto mengatakan benar atau tidaknya hal itu ditunggu saja. "Tidak usahlah makar itu, kita harapkan tidak terjadi. Makar kan buruk, Anda (wartawan) bisa menjawab bahwa itu hal yang buruk," katanya.

Sebelumnya, Wiranto mengimbau warga agar mengedepankan demonstrasi bermartabat menjaga warisan pendahulu tentang persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

"Tadi saya sampaikan,  elite politik kita sama sama menjaga warisan ini. Warisan negeri ini apakah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), UUD (Undang-undang Dasar), Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, itu warisan. Pendahulu kita dulu membangun kan tak asal asalan," kata Wiranto.

Dia mengatakan setiap warga harus menjaga warisan para pahlawan yang rela berkorban untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Untuk itu, masyarakat diharapkan melakukan unjuk rasa dengan tertib.

"Masa kita menjaga saja tak bisa, tak seberat yang dilakukan pendahulu kita. Malu kita sebagai bangsa kalau tak bisa menjaga itu," katanya.

Wiranto berharap warga melakukan unjuk rasa yang tidak mengganggu ketertiban nasional.  "Kita mengharapkan dan ajak mendorong agar aktivitas demo tetap dalam koridor hukum, demo damai, indah, bermartabat bisa ditonton bukan demo yang menakutkan," ujarnya.

Dia mengatakan demo yang damai dapat menjadi suatu budaya bagi masyarakat Indonesia.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mempersilakan kelompok Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) untuk melakukan aksi damai di Jakarta pada 2 Desember 2016.

"Demonstrasi adalah penyampaian pendapat di muka umum. Itu merupakan hak konstitusi warga. Silakan saja. Asal damai dan tidak mengganggu ketertiban umum," kata Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, di Mabes Polri, Jakarta, Senin.

Namun dia menyebutkan bahwa ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan dalam aksi demonstrasi di antaranya melakukan aksi yang mengganggu kepentingan umum dengan menggelar aksi di jalan protokol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper