Bisnis.com, MEDAN - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, Sumatera Utara menyarankan kepada pemerintah dan institusi terkait lainnya agar menyelidiki kematian lima ton ikan keramba jaring apung milik warga di wilayah Tanjung Bunga, Pangururan, Kabupaten Samosir.
"Kematian ikan nila secara tiba-tiba itu, perlu diketahui secara jelas sehingga petani ikan di kawasan Danau Toba tidak terus mengalami kerugian," kata Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumut, Dana Tarigan di Medan, Rabu (28/9/2016).
Sebab selama ini, menurut dia, petani ikan keramba jaring apung (KJA) di kawasan Danau Toba itu selalu mengeluh, dan bahkan tidak mampu lagi membayar pinjaman kredit di Bank.
"Pemerintah diharapkan dapat mengatasi dan sekaligus mencari solusi mengenai penyebab kematian ikan yang sedang dibudidayakan oleh warga masyarakat di daerah tersebut," ujar Tarigan.
Ia mengatakan, penyebab kematian ikan yang dipelihara di daerah objek wisata Danau Toba itu, harus dapat diketahui sehingga pengusaha KJA agar lebih hati-hati.
Kemudian, pemerintah perlu menurukan tim ahli bidang lingkungan untuk meneliti penyebab kematian ikan peliharaan tersebut.
Karena, selama ini tidak pernah diketahui secara jelas, apa p ermasalahan yang sedang dialami pemilik KJA tersebut.Dan bisa saja kematian ikan itu, karena makanan ikan yang mengandung kimiawi atau air Danau Toba kemungkinan mengalami pencemaran.
"Hal ini merupakan tanggung jawab pemerintah untuk mengungkapnya, dan para petani KJA dapat mengetahuinya," ucapnya.
Tarigan menyebutkan, kematian ikan di perairan Danau Toba itu, kalau terus dibiarkan bisa berdampak terhadap pengusaha lainnya yang mencapai jumlah ratusan orang.
"Pemerintah dapat memperhatikan serius kematian ikan KJA di perairan Danau Toba, sehingga tidak menimbulkan pecemaran bagi masyarakat," kata Pemerahati Lingkungan itu.
Sebelumnya, sebanyak lima ton ikan keramba jaring apung (KJA) milik petani di Danau Toba wilayah Tanjung Bunga, Pangururan, Kabupaten Samosir, mati mendadak, Sabtu (24/9).
Kematian ikan tersebut, diduga akibat kekurangan oksigen setelah warna air di permukaan Danau Toba berubah menjadi kuning dan mengalami keruh.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Samosir, Rencus Simanjorang, membenarkan, sekitar satu ton hingga dua ton ikan jenis nila dan mas yang tersebar di Desa Tanjung Bunga, mati mendadak.
"Ikan yang mati tersebut, siap panen dari ratusan unit KJA milik masyarakat," kata Simanjorang.
WALHI: Selidiki Kematian Ikan di Samosir
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, Sumatra Utara menyarankan kepada pemerintah dan institusi terkait lainnya agar menyelidiki kematian lima ton ikan keramba jaring apung milik warga di wilayah Tanjung Bunga, Pangururan, Kabupaten Samosir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium