Kabar24.com,JAKARTA - Monash University, Australia mengharapkan mahasiswa Indonesia mengenyam pendidikan program doktoral, terutama bidang teknologi dan teknik.
Abid Khan, Deputy Vice-Chancellor and Vice President (Global Engagement) Monash University, mengungkapkan mahasiswa Indonesia yang mengambil program doktoral bidang engineering hanya sedikit dibandingkan dengan program pendidikan lainnya.
"Bidang teknik dan engineering sangat dibutuhkan dalam pembangunan di Indonesia," ujarnya.
Dia menjelaskan, mahasiswa S3 dari Indonesia yang mengenyam pendidikan di Monash University, Melbourne mayoritas memilih bidang pendidikan dan politik.
"Sebanyak 800 hingga seribu mahasiswa asal Indonesia kuliah di Monash University setiap tahun. Sebanyak 300 sampai 400 orang merupakan lanjutan dari mahasiswa program pascasarjana dari Monash University di Malaysia," ujarnya.
Guna mempromosikan sejumlah program doktoral, Monash University menggelar acara Doctoral Information Day di Jakarta, Sabtu (24/9).
Kegiatan itu untuk memberikan informasi penting seputar pilihan program doktoral ataupun jenjang pascasarjana.
Kegiatan ini memberikan pemahaman dan kesempatan mahasiswa dan dosen Indonesia yang berminat melanjutkan studi di Australia, terkait dengan masalah akademik, nonakademik, dan peluang mendapatkan beasiswa.
"Kami merasa surprise atas antusiasnya ratusan pengunjung . Ini menunjukkan animo yang tinggi pada program doktoral," tegasnya.
Abid Khan menjelaskan, kegiatan Doctoral Information Day dapat meningkatkan hubungan baik yang telah terjalin lama antara Australia dan Indonesia.
Menurutnya, Monash University didirikan 1958 merupakan universitas terbesar di Australia dan anggota dari Group of Eight - sebuah aliansi universitas terkemuka Australia yang diakui kredibilitasnya dalam hal metode pengajaran dan penelitian.
Saat ini lebih dari 70.000 mahasiswa dari 170 negara belajar di Monash University.
Dengan pengalaman sebagai kampus internasional, Monash University telah meluluskan lebih dari 250.000 mahasiswa dari seluruh dunia.
Berkampus di Australia, Malaysia, dan Afrika Selatan, memiliki pusat pendidikan dan riset di Italia serta akademi penelitian bersama di India, Monash telah menjadi universitas global yang berambisi untuk menjawab tantangan global saat ini.
Monash yang dikenal sebagai kampus penuh keragaman ini memiliki keunggulan di bidang riset yang dinilai terbaik telah membangun reputasi internasional di bidang riset dan beasiswa, serta berkontribusi dalam riset sel punca (stem cell), teknologi nano, penemuan obat-obatan terbaru, Iptek lingkungan, pendidikan kebudayaan dan sejarah, serta keamanan berkendara di jalan raya.
"Monash merupakan salah satu dari dua universitas di Australia yang mendapatkan peringkat di The École des Mines de Paris, berdasarkan jumlah alumninya yang menjadi CEO di 500 perusahaan terbesar di dunia.
QS Top Universites juga menempatkan Monash sebagai universitas terbaik ke-67 di dunia pada 2015 dan naik ke urutan 65 pada 2016.
John Pariwono, Staf Ahli Direktur Kualifikasi SDM Kemenristek Dikti, menyambut positif kegiatan Monash University tersebut.
"Kendati Monash sudah terkenal harus melakukan promosi agar minat mahasiswa dan dosen Indonesia lebih terbuka," ujarnya.
Indonesia mempunyai 160.000 dosen, tetapi hanya 18.000 yang mengenyam pendidikan S3.
"Namun, mengherankan adalah masih sekitar 17% yang masih lulusan S1. Populasi terbanyak lulusan S2. Kita ketinggalan jauh dari Singapur dan Malaysia. Semua dosen mereka sudah S3, sedangkan S2 hanya asisten," ungkapnya.
Novi Rahayu Restuningrum, alumni S3 Monash University yang mendapat beasiswa dari Kemenristek Dikti, mengungkapkan sangat senang menempuh kuliah di kampus itu.
"Saya sempat mengalami kesulitan pada awal-awal kuliah, tetapi dengan kesantunan akademik para dosen kampus Monash saya dapat menuntaskan S3 saya dengan baik," kata Novi jebolan doktor Faculty of Education Monash yang kini menjadi Dosen di Universitas Yarsi.
Doctoral Information Day, Monash Promosikan Program S3 di Jakarta
Monash University, Australia mengharapkan mahasiswa Indonesia mengenyam pendidikan program doktoral, terutama bidang teknologi dan teknik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Bambang Supriyanto
Editor : Bambang Supriyanto
Topik
Konten Premium